Jakarta, Aktual.com — Laba PT Garuda Indonesia pada periode triwulan pertama 2016 turun sebesar 91,03 persen atau 1,02 juta dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun 2014 (year on year) sebesar 12,19 juta dolar AS secara “main brand” (induk perusahaan).

Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo saat pemaparan di Tangerang, Jumat (15/4), mengatakan bahwa penurunan laba tersebut karena sejumlah faktor, salah satunya penurunan pencapaian operasional akibat persaingan harga di pasar domestik.

“Garuda berusaha mempertahankan ‘full service’. Namun, terdapat ‘gap’ harga kita itu bedanya 1,5 sampai dua kali lipat dengan kompetitor,” katanya.

Kendati demikian, Arif akan mempertahankan pelayanan maskapainya sebagai “full service” dan maskapai bintang lima dalam koridor yang aman.

“Dari segmentasi, kamimasih kuat meskipun ‘yield’-nya turun. Kami akan konsisten pada ‘full service’, dan akan tumbuh dengan baik,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, Triwulan I 2016 merupakan “low season” atau aktivitas penerbangan tengah melesu.

Namun, Arif mengklaim pihaknya masih bisa berekspansi meskipun pasar tengah sepi, yakni mendatangkan tiga pesawat berbadan lebar (wide body) dan dua pesawat berbadan sempit (narrow body) untuk Garuda dan empat pesawat untuk Citilink.

“Dalam satu pengelolaan korporasi itu biasa, tetapi dengan ‘low season’ ini kami berani melakukan ekspansi dan kategorinya positif,” katanya.

Dari segi total pendapatan operasional, Garuda membukukan 684,94 juta dolar AS atau turun 10,10 persen dari periode sama 2015, yaitu 761,91 juta dolar AS.

Perinciannya, pendapatan dari penerbangan berjadwal Triwulan I 2016, yaitu 655,5 juta dolar AS atau turun 7,63 persen dari 709,69 juta dolar AS pada periode yang sama 2015.

Pendapatan penerbangan tidak berjadwal juga anjlok 64,84 persen menjadi 10,69 juta dolar AS dari periode yang sama 2015 sebesar 30,39 juta dolar AS.

Sementara itu, pendapatan lain-lain, yakni jatuh sebesar 14,32 persen menjadi 18,71 juta dolar AS dari periode yang sama 2015 sebesar 21,83 juta dolar AS.

Jumlah penumpang juga mengalami penurunan pada Triwulan I 2016 sebesar 4,08 persen atau 5,3 juta penumpang dibanding periode sama 2015 5,4 juta penumpang.

Tingkat keterisian (load factor) juga mengalami penurunan 7,26 persen pada triwulan pertama 2016 atau 69 persen dibanding periode yang sama 2015 74,40 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan