Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kiri) berjabat tangan dengan Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko (kanan) usai mengikuti pelantikan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/2). Abdullah Azwar Anas bersama Yusuf Widyatmoko mengaku optimis dengan sinergi banyak pihak untuk memajukan sektor wajib pendidikan dan kesehatan, beberapa sektor prioritas di antaranya pertanian, infrastruktur, pariwisata, dan UMKM bertujuan untuk memberdayakan ekonomi warga. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nz/16

Banyuwangi, Aktual.com – Januari 2016 lalu, Kabupaten Banyuwangi meraih penghargaan dari Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) dalam ajang internasional “12th UNWTO Awards Forum” yang berlangsung di Madrid, Spanyol dan meraih “UNWTO Awards for Excellence and Innovation in Tourism”.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengungkapkan, setiap tahunnya pemerintah kabupaten Banyuwangi menyelenggarakan setidaknya 53 event yang menyatukan antara alam, budaya, dan bahari.

“Puncaknya, enam bulan lalu event Banyuwangi di Madrid. Ini mengalahkan 177 negara jadi nomor satu di dunia di sektor inovasi kebijakan publik pariwisata. Atas dasar ini, Banyuwangi dapat hadiah 10 Miliar untuk branding daerah,” ungkap Azwar Anas dalam acara kunjungan MPR RI di pendopo Kantor Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (25/11).

Sejumlah tempat wisata di Banyuwangi kini sudah memiliki reputasi internasional, tiga yang terkenal adalah wisata Kawah Ijen, Pantai Plengkung, dan Pantai Sukamade. Hal ini turut didukung dengan kebijakan pemerintah setempat yang mengusung nama “Triangel Diamond” atau Segitiga Berlian karena ketiga objek wisata tersebut memiliki karakteristik wisata yang khas dan tergolong unik.

“Mana saja? Pertama, Kawah ijen. Karena ijen ada blue fire. Itu hanya ada dua di dunia. Kedua, G land, itu surfing yang terbagus. Ada Pulau Merah, Pulau Tabuhan, Pantai Bangsring, Greenbay, Pantai Boom dan pantai lainnya,” jelas Azwar Anas.

Ia mengatakan pariwisata di daerah ujung Jawa Timur itu kini tumbuh luar biasa pesat. Bahkan, dampak tersebut juga mempengaruhi peningkatan pusat ekonomi kreatif di daerah kota bahari tersebut.

“Dulu 2010 kurang lebih hanya 400 ribu sekarang sudah 2,4 juta. Target kita 24 juta jadi terlampaui,” katanya.

*Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh: