Jakarta, Aktual.co — Kaleidoskop Seni Budaya Jakarta yang digelar di Teater Besar Taman Ismail Marzuki sukses menghadirkan ragam kesenian terbaik yang pernah tampil di Ibu Kota itu dalam lima tahun terakhir.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Arie Budhiman dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, mengatakan Kaleidoskop Seni Budaya Jakarta kali ini menyajikan aktivitas seni budaya mulai Tahun 2010 sampai dengan 2014.
Dari kaleidoskop ini, ia mengatakan diharapkan tumbuh proses evaluasi dari pelaku dan penikmat seni guna pengembangan aktivitas seni budaya di kota Jakarta. Selain itu, diharapkan akan tumbuh upaya kreatif yang meningkatkan kualitas dan kuantitas aktivitas seni budaya di Jakarta dan menjadikan kota Jakarta sebagai pusat budaya.
Sebelum acara pembukaan, di luar panggung utama ada pertunjukan musisi jalanan, aksi monolog di ruang publik dan tanjidor. Pesta kembang api yang meriah dapat disaksikan dalam prosesi pembukaan.
Para pengunjung juga dapat menonton video mapping aktivitas berkesenian yang menonjol dan menarik selama tahun 2010–2014. Selanjutnya acara dilanjut dengan pertunjukan Rancak, yang merupakan jenis teater tutur Betawi yang berbasis berbalas pantun bercerita dengan diiringi musik gambang kromong.
Setelahnya ada tari Hiphop Betawi Sunda, tarian ini mengeskplorasi tari kreasi baru mengombinasikan hip-hop dengan sejumlah tari tradisi Betawi dan Sunda seperti Tari Topeng, Cokek, Ronggeng, Ketuk Tilu, Blantek, dan Jaipongan.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Kaleidoskop Seni Budaya Jakarta Arie Batubara mengatakan Kaleidoskop Seni Budaya Jakarta selain diisi dengan tari dan pargelaran, juga ada pameran 85 foto aktivitas seni budaya yang pernah berlangsung di Jakarta, khususnya Taman Ismail Marzuki, serta puluhan benda artefak yang berkaitan dengan berbagai kegiatan pergelaran seni budaya.
Benda-benda tersebut adalah benda-benda digunakan seniman untuk mencipta karya, atau yang pernah dipakai dalam berbagai pertunjukan (properti, kostum, potongan setting), ujar Arie.
Warga Jakarta juga dapat berwisata kuliner di acara ini karena 30 stan kuliner yang menyajikan sajian khas masakan Betawi dan nusantara. Wayang Golek Pesisiran tampil membawakan cerita yang dipilih adalah salah satu karya sastra terkemuka Indonesia, yakni novel Harimau Harimau karya Mochtar Lubis yang digubah menjadi Mburu Deburu.
Wayang Golek Pesisiran biasanya tampil membawakan cerita baru yang diangkat dari pelbagai kisah yang populer di masyarakat pesisir. Umumnya, ceritanya telah mengalami berbagai perubahan dan modifikasi dalam bentuk pertunjukannya.
Sedangkan, pertunjukan musik eksperimentasi etnik Betawi, teater Ider-Ideran dan tari kontemporer Papua, juga ikut meramaikan acara ini. Mahagenta dan grup musik tradisi Gordang Sambilan menampilkan pertunjukan musik bergenre world music di hari terakhir rangkaian acara.
Artikel ini ditulis oleh:

















