Pedagang menyortir buah durian yang sudah dibuka untuk dipaketkan di Medan, Sumatera Utara, Selasa (3/1). Buah durian yang dipaketkan dengan bungkusan kotak plastik tersebut dijual dengan harga Rp70 ribu per kotak untuk dipasarkan ke berbagai wilayah di pulau Jawa sebagai bahan kue bolu dan pancake. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/pd/17

Kasongan, Kalteng, aktual.com – Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, mengembangkan budi daya durian varietas Gelapir yang secara nasional sudah dilepas atau diakui oleh Kementerian Pertanian.

“Kami sudah punya blok budi daya varietas ini kurang lebih tujuh puluh pokok di BBI Pertanian di Km 31,” kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Katingan Yossy S Djala di Kasongan, pada Selasa, (5/10).

Menurut dia, animo masyarakat terhadap varietas durian Gelapir cukup besar. Dari tahun ke tahun yang dikembangkan antara 3.000-4.000 bibit selalu habis dibeli karena animo masyarakat jauh lebih banyak dari yang dikembangkan.

Dia mengakui sampai sekarang pengembangan pembibitan durian Gelapir masih terbatas dikelola oleh UPT, belum dikembangkan kepada masyarakat atau kelompok tani.

Hal itu disebabkan oleh kehati-hatian pihaknya dalam pelepasan bibit durian Gelapir ke masyarakat atau kelompok tani, harus ada sertifikasi dan persyaratan lainnya.

“Ini yang jadi pertimbangan kami namun ke depannya kami tetap harus membina mereka untuk pengembangannya,” ucap Yossy.

Ia menerangkan durian varietas Gelapir sangat populer sampai ke tingkat nasional karena memiliki beberapa keunggulan, diantaranya isi buah yang kuning keemasan, isi buah yang tebal, rasa yang enak serta empuk dan aroma yang khas yakni sangat harum.

Pada 2007 lalu Pemerintah Kabupaten Katingan telah mendapatkan hak paten durian varietas Gelapir sebagai tanaman durian khas Katingan dari Kementerian Pertanian. Durian varietas ini berada di Kelurahan Pendahara Kecamatan Tewang Sanggalang Garing.

Yossy mengungkapkan perbanyakan varietas durian Gelapir dilakukan dengan sistem sambung pucuk karena buah durian yang akan dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya dan masa berbuah tanaman lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan menggunakan cara generatif atau biji.

“Melihat prospek varietas ini yang sangat menjanjikan mampu menopang perekonomian masyarakat, maka pelestariannya patut dijaga,” demikian Yossy.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rizky Zulkarnain