Jakarta, Aktual.com – Kalimantan Timur disebut sebagai provinsi yang paling banyak menerbitkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) bermasalah. Tercatat, ada 97.000 IUP yang cakupan wilayah penambangannya masuk ke kawasan konservasi.
“Provinsi yang harus berbenah banyak yakni Kaltim. Masih ada 97.000 luasan IUP di kawasan konservasi,” ungkap Piyus Ginting, dari Koalisi Anti Mafia Tambang, di gedung KPK, Jakarta, Senin (15/2).
Koalisi Anti Mafia Tambang memang diajak kerjasama oleh KPK dalam pencegahan korupsi ihwal penerbitan IUP di suatu daerah. Organisasi tersebut juga diberikan kesempatan untuk menjelaskan hasil penelusurannya mengenai IUP, khususnya di sektor Mineral dan Batubara.
Dan berdasarkan hasil index mereka, provinsi yang telah melakukan perbaikan secara maksimal adalah Sulawesi Tengah.
“Dalam indeks yang kami buat selama korsup Minerba, provinsi yang paling mencatat perbaikan adalah provinsi Sulteng. Artinya provinsi tersebut banyak mengatasi persoalan tumpang tindih perizinan dengan kawasan konservasi,” beber Piyus.
KPK memang tengah gencar mengkampanyekan Gerakan Nasional Kedaulatan Energi. Salah satu caranya adalah dengan menggandeng Kementerian ESDM dan Kementerian Dalam Negeri.
Gerakan ini dilatarbelakangi pada permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, diantaranya adalah cadangan sumber daya yang sangat terbatas, eksploitasi yang berlebihan. Yang dialkukan tanpa adanya strategi untuk menjamin ‘sustainability’ dalam jangka panjang.
Selain itu juga merujuk pada sejarah kelam gagalnya tata kelola di sektor energi, kebutuhan energi yang terus meningkat, ketergantungan negara yang dominan terhadap penerimaan negara sektor migas, ketidakmampuan pasokan dalam negeri untuk kebutuhan domestik.
Dan juga mahalnya biaya energi, serta praktek kriminal dan pelanggaran administrasi.
Ruang lingkup gerakan ini meliputi sektor Minerba, Migas, listrik, dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), dengan tujuan untuk perbaikan sistem dana dan informasi, perbaikan tata kelola, pencegahan kebocoran di hulu dan hilir.
Artikel ini ditulis oleh: