Petugas menghitung uang kertas mata uang rupiah di tempat penukaran uang (Money Changer) PT Ayu Masagung, kawasan Kwitang, Jakarta, Rabu (25/4). Kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah ke depan sangat berpengaruh terhadap arah rupiah dalam jangka panjang. Jika salah langkah, maka rupiah berpotensi menyentuh level Rp 15.000 per dollar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan mulai menunjukan angka pelemahan dan cenderung dolar mengalami penguatan. Tercatat pada Kamis (30/8) sore pergerakan nilai tukar dolar sudah menyentuh angka Rp 14.729.

Berdasarkan data perdagangan Reuters, kalau dolar AS hari ini bergerak di level Rp 14.660 hingga 14.729. Angka tersebut tertinggi dalam tiga tahun terakhir namun masih kalah dari rekor Rp 14.855 yang terjadi pada 24 September 2015.

“Tekanan terhadap rupiah dipicu oleh revisi data PDB AS triwulan II, dari 4,1% menjadi 4,2%, langkah PBOC memperlemah mata uang Yuan di tengah negosiasi sengketa dagang AS dan China yang belum tercapai, serta melemahnya mata uang Argentina peso dan lira Turki,” ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah.

Dikatakan Nanang bahwa tekanan yang terjadi saat ini karena rupiah dipicu oleh faktor eksternal. Yakni revisi data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) kuartal II.

“Bank Indonesia juga masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) untuk melakukan stabilisasi,” paparnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid