Sementara itu sebelumnya Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail mengatakan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed pada September mendatang membebani mata uang rupiah

“Dolar AS cenderung menguat didorong oleh naiknya pertumbuhan ekonomi AS di triwulan kedua sebesar 4,2 persen dibandingkan estimasi sebelumnya sebesar 4,0 persen. Data itu memberikan sinyal positif bagi naiknya inflasi inti di bulan Juli yang diperkirakan sesuai dengan ekspektasi The Fed sebesar 2,0 persen. Hal itu dapat mendorong keyakinan The Fed untuk menaikan tingkat suku bunga di bulan September,” paparnya.

Namun karena sentimen global, seperti normalisasi kebijakan moneter di AS, ancaman kenaikan suku bunga The Fed hingga perang dagang AS dengan China dari Maret hingga sekarang, the greenback pun kian perkasa.

Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga, mengatakan ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat ditambah sentimen masalah dagang global masih membebani mata uang pasar negara-negara berkembang.

“Sentimen saat ini membuat dolar AS stabil dengan kecenderungan menguat,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid