Jakarta, Aktual.com – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengutuk insiden penembakan terhadap Imam Masjid New York, Maulama Akonjee (55) dan asistennya Thara Uddin (64) yang terjadi pada Sabtu (13/8). Kejadian mematikan ini menunjukkan tingkat rasial di AS semakin meningkat.

“KAMMI mengutuk keras insiden penembakan yang menewaskan Imam Masjid New York tersebut, insiden ini kembali memperlihatkan gejala Islamofobia yang darurat di AS,” kata Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP KAMMI, Adhe Nuansa Wibisono, Selasa (16/8).

Wibisono menduga, kampanye calon presiden Partai Republik, Donald Trump, yang rasialis dan Islamofobia turut menjadi salah satu latar belakang dari insiden penembakan tersebut.

“Pidato Donald Trump yang tendensius dan anti muslim memicu atmosfer yang meresahkan bagi warga muslim di AS. Upaya provokatif Trump drngan menuding Islam memicu kebencian terhadap AS, akan menutup seluruh masjid di AS, dan pelarangan total imigran muslim masuk AS, itu akan berbahaya jika diterjemahkan secara dangkal oleh warga AS” ungkap Wibisono.

Atmosfer meresahkan itu terlihat dari meningkatnya tindak kekerasan terhadap imigran Muslim selama beberapa tahun terakhir. Laporan dari Dewan Hubungan Amerika-Islam, Universitas California-Berkeley menyebutkan bahwa jumlah insiden serangan terhadap masjid meningkat pada 78 serangan di 2015. Angka ini melonjak tajam jika dibandingkan dengan 20 serangan dan 22 serangan di dua tahun sebelumnya.

Peran media AS yang terus mengangkat retorika anti-Muslim Trump juga menjadi sorotan KAMMI, Liputan media yang masif terhadap kampanye Trump itu dirasa turut membentuk sentimen dan persepsi negatif terhadap Islam dan imigran Muslim.

Oleh karena itu, KAMMI menegaskan agar media-media AS tidak menerapkan standar ganda dan menyiarkan pemberitaan yang adil dan berimbang terhadap Islam dan imigran Muslim.

“KAMMI mendesak Presiden Obama agar segera menangkap pelaku penembakan Imam Masjid New York. Obama harus menghentikan gejala Islamofobia dan memberikan perlindungan lebih baik terhadap minoritas Muslim di AS,” tandasnya. (Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka