Jakarta, Aktual.com – Santernya informasi sosok Rachmat Hardadi Menjadi kandidat kuat posisi Dirut PT Pertamina mendapat respon dari berbagai pihak. Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria mengatakan; kelayakan Rahmat Hardadi perlu ditelusuri track record-nya oleh tim seleksi ataupun Kementerian BUMN.
“Jika posisi dirut akan ditempati oleh orang dalam Pertamina maka orang tersebut harusnya terbukti berhasil dan sukses ketika memimpin di Pertamina. Untuk membuktikan ini sangat mudah sekali dan tentunya Kementerian BUMN punya track record masing-masing direktur yang ada di Pertamina,” kata Sofyano kepada Aktual.com, Senin (6/3).
Sedangkan menurut Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean, menilai sosok Rachmat Hardadi bukanlah orang yang tepat untuk menjabat sebagai orang nomor wahid di perusahaan BUMN itu.
“Rachmad Hardadi bukanlah orang yang tepat untuk menduduki posisi Dirut Pertamina. Ada beberapa alasan yang membuat kami ragu akan kemampuan, kapasitas, kapabilitas serta visi dari Dia terhadap Pertamina,” kata Ferdninand kepada Aktual.com, Jumat (17/2).
Menurutnya, Rachmat Hardadi ketika menjabat Direktur Pengolahan, dia tidak mampu menunjukkan profesionalitas.
“Kita lihat banyak kilang tidak diurus dengan benar. Jadwal maintenance tidak dilakukan, sehingga dampaknya beberapa bulan lalu terjadi gangguan secara beruntun,” tukasnya.
Sebagaimana diketahui, waktu penunjukan dirut Pertamina telah diundur selama 30 hari, sejak Dwi Soetjipto dicopot dari Jabatannya nya, posisi itu dipegang oleh Yenni Andayani sebagai pelaksana tugas.
Kemudian untuk nama-nama yang diusulkan sebagai dirut, terdapat simpang-siur, namun demikian nama-nama yang beredar di permukaan publik hanya seputar itu-itu saja dan terbagi dari 4 kubu. Pertama yakni; Yenni Andayani, Arif Budiman, dan Akhmad Bambang. Kubu kedua yaitu Elia Masa Manik. Selanjutnya Rahmat Hardadi, dan kubu kepentingan terakhir yaitu Syamsu Alam.
(Laporan: Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka