Tim Basarnas melakukan pencarian menggunakan kapal Basarnas RB 210 di Perairan Teluk Bone, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Selasa (22/12). Hingga pencarian hari ke tiga KM Marina Baru 2B yang tenggalam di Teluk Bone, tim gabungan SAR masih melakukan pencarian 77 penumpang yang dinyatakan hilang dan berhasil menemukan korban selamat 38 orang dan 3 orang meninggal dunia. ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/aww/15. *** Local Caption *** rb210

Jakarta, Aktual.com – Pihak Kantor Badan SAR Nasional Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyatakan bahwa kapal nelayan asal Kendari yang hilang kontak di Laut Banda sejak 14 Oktober lalu memuat 24 penumpang atau nelayan.

“Dari laporan yang disampaikan, kapal tersebut memuat 24 orang nelayan terdiri dari kapten kapal, ABK dan nelayan pencari ikan sendiri,” kata Humas Kantor SAR Kendari, Wahyuddin di Kendari, Minggu (16/10).

Ia mengatakan, kapal nelayan asal Kendari tersebut bernama KM Mega Rizky 02 berkapasitas 28 GT, dengan rute Kendari-Laut Banda untuk mencari ikan.

Ia mengatakan, kapal nelayan dengan nama KM Mega Rizky tersebut diduga dihantam ombak Laut Banda, “Tim evakuasi dari Badan SAR Nasional Kendari belum menemukan keberadaan kapal nahas tersebut,” katanya.

Dia mengatakan, posisi terakhir kapal berada pada 130 Nautical Mile (NM) di Laut Banda, sesuai titik koordinat saat dilaporkan.

“Wilayah tersebut masuk perairan Ambon. SAR Kendari menerima laporan melalui keluarga kapten kapal bernama Kase,” katanya.

Dia menjelaskan, pada awalnya titik koordinat kapal tersebut merupakan wilayah kerja kantor SAR Ambon, akan tetapi berdasarkan perhitungan SARMAP dari kantor SAR Makassar bahwa prediksi arus laut mengarah ke barat menuju arah utara Pulau Menui, yang merupakan wilayah SAR Kendari.

“Karena perairan Menui adalah wilayah kerja kami, maka Kantor SAR Kendari yang mencoba melakukan evakuasi,” tutur Wahyudin. (Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara