“Kami akan berikan pendampingan untuk anak anak pelaku. Pandampingan itu bisa dari Polwan dan psikolog. Setelah itu akan diserahkan kepada keluarga. Dengan catatan mereka harus bertanggung jawab karena orang tua mereka sudah meninggal,” ujarnya.

Sementara saat ditanya, apakah Ais anak pelaku yang dalam peristiwa bom di Polrestabes Surabaya itu membawa bom atau tidak, Machfud menyatakan anak itu tidak membawa bom. Sebab, jika membawa bom, bisa dipastikan anggota polisi yang menolong akan terkena bom juga.

Secara umum, jaringan yang melakukan aksi teror di Surabaya dan Sidoarjo sudah terbaca. Pihaknya sudah melakukan beberapa penangkapan. Pada Senin (14/5) saja, tim dari Mabes Polri dan juga Polda Jatim melakukan tujuh penindakan serta akan memburu guru mengaji pelaku teror itu.

“Pelayanan publik sudah berjalan biasa. Tidak siaga 1, tapi pengamanan ditingkatkan. Masyarakat bisa beraktivitas normal. Toko dan mal sudah berjalan seperti biasa. Ini yang diharapkan. Kami waspada dan mohon doa untuk bekerja dan menyelasaikan ini dengan tepat,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid