Jakarta, Aktual.com – Kapolres Mimika AKBP Yustanto, mengakui pengiriman sampel ikan yang mati, ikan yang pingsan dan air sudah dikirim ke puslabfor di Makassar sejak Kamis (21/4), mengingat dari laporan masyarakat terungkap jumlah ikan yang mati lebih banyak dibanding kasus serupa beberapa tahun lalu.
“Belum bisa dipastikan apa penyebabnya, apakah disebabkan fenomena alam atau karena penyebab lainnya,” kata AKBP Yustanto, ketika dihubungi, Jumat (22/4).
Menurut laporan, ikan-ikan yang mati tersebut merupakan jenis ikan sarden, yang bermigrasi dari laut dalam mengikuti arus, sehingga masuk ke muara.
“Sebelum terjadinya fenomena tersebut memang permukaan air di muara sempat naik hingga 30 poin, hingga diduga ribuan ikan ikut masuk ke muara,” kata Yustanto.
“Namun disaat yang sama, hujan deras di daerah pegunungan, menyebabkan air sungai mengalir dengan deras, hingga kemungkinan air di sekitar muara menjadi tawar hingga menyebabkan ikan mati,” katanya menambahkan.
Dikatakan AKBP Yustanto, ribuan ikan yang mati itu dapat dilihat di sekitar Pulau Karaka dan Pulau Kuriri yang juga menjadi muara dari kali kabur dimana airnya membawa tailing.
“Kita tunggu saja hasil penyelidikan dari puslatfor dan bila penyebabnya bukan dikarenakan faktor alam maka pihaknya akan menyelidiki penyebabnya,” kata Yustanto.
Sebelumnya diberitakan, Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko), menduga kematian jutaan ekor ikan ini akibat limbah beracun sisa penambangan yang dilakukan oleh PT Freeport, untuk memisahkan mineral dengan pasir atau tanah.
“Mungkin mereka membuang mercuri ke sungai,” kata Wakil Ketua I Lemasko Georgorius Okoare di Timika, Senin (17/4).
Selengkapnya baca: Lemasko Tuntut PT Freeport Bertanggung Jawab Atas Kematian Jutaan Ikan
PT Freeport Klaim Kematian Jutaan Ikan Akibat Fenomena Alam
Artikel ini ditulis oleh:
Antara