Jakarta, Aktual.co —  Polri mengaku kesulitan mengusut kasus kerusuhan di Kabupaten Paniai, Papua yang menewaskan empat orang warga sipil yang terjadi pada awal Desember 2014.
“Kesulitan iya,” kata Kapolri Jenderal Sutarman di Jakarta, Jumat (9/1).
Pasalnya keluarga korban berkeberatan bila jenazah korban diotopsi. Padahal ini penting untuk menemukan proyektil peluru yang bersarang di tubuh korban.
“Masyarakat tidak mengizinkan jenazah diotopsi. Tapi kita akan tetap menunggu. Kita harus temukan proyektil peluru. Dari situ akan terungkap pelurunya berasal dari senjata apa,” kata Kapolri Sutarman.
Tim investigasi dari Mabes Polri hingga kini masih mengumpulkan sejumlah bukti dan saksi mata terkait kasus tersebut.
Kendati demikian masyarakat di Paniai masih enggan untuk bersaksi atas peristiwa yang menewaskan empat warga dan melukai belasan orang lainnya itu.
Kerusuhan di Enarotali, Paniai itu berawal dari kasus lalu lintas yang berbuntut pertikaian antara warga dengan aparat keamanan.
Akibatnya warga menyerang markas Koramil dan Mapolsek Paniai Timur serta melakukan aksi pembakaran beberapa unit mobil dinas milik polisi dan TNI.
Peristiwa itu mengakibatkan empat orang tewas yakni Yulian Yeimo, Simon Degei, Alpius Gobay dan Alpius Youw.
Jenazahnya keempatnya kemudian dimakamkan di dalam satu liang di halaman markas Koramil Enarotali.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby