Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan terkait perkembangan terbaru teror bom Samarinda di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Senin (14/11). Kapolri menjelaskan pihaknya telah menangkap kembali lima jaringan Pepy Fernando yang diduga terlibat pada kasus pelemparan bom di depan Gereja Oikumene, Samarinda, pada Minggu (13/11) lalu. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan bahwa penangkapan terduga jaringan teroris di Majalengka, Jawa Barat, sebelum Aksi Bela Islam Jilid II pada 2 Desember 2016, merupakan salah faktor yang menjadikan aksi berjalan damai.

Jika terduga teroris Majalengka tidak ditangkap, maka ada potensi dari kelompok teroris di Indonesia bakal mendompleng gerakan ‘Bela Islam III’ Super Damai tersebut.

“Karena sudah ada penangkapan sebelum 212 oleh gabungan Densus dan BNPT. Ada sejumlah organg ditangkap. Ada di Majalengka, Kaltim, Aceh, dan Banten. Dan itu cukup melemahkan kelompok-kelompok itu,” ujar Kapolri di Jakarta, Selasa (6/12).

Disampaikan pula saat ini kelompok-kelompok teroris ada beberapa yang masih aktif di Indonesia. Salah satu kelompok yang terbesar itu adalah Jamaah Anshorut Daulah (JAD).

“Mereka berhubungan dengan jaringan-jaringan yang ada di Suriah dan Irak. Jadi kami di sini meminimalisir gerakan mereka, rekruitmen mereka. Tapi akar masalahnya sendiri, ada di Suriah, yang bisa diselesaikan melalui kerja sama internasional,” ucap Tito.

(Fadlan Syam Butho)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid