Jakarta,Aktual.com – Kapolri Jenderal Tito Karnavian memerintahkan kepada jajaran Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya untuk menangkap penyebar isu penarikan uang masal atau Rush money. Semua jaringan akan ditelusuri untuk mencari pelaku.
“Semua kelompok jaringan cyber kita investigasi untuk melakukan pelacakan. Jadi sekali lagi saya mengklarifikasi,” ujar Kapolri di kantor MUI, Jakarta Pusat, ditulis Sabtu (19/11).
Kabar penarikan uang dengan mindahkan rekening simpanan di suatu bank tertentu ke bank syariah memang sempat bergulir pasca Gerakan ‘Bela Islam II’ 411.
Aksi ‘rush money’ disinyalir bagian dari upaya menekan Pemerintah atas tuntutan umat muslim yang meminta keadilan atas penangan kasus penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Meski begitu Tito memastikan isu penarikan uang massal merupakan kabar hoax. Menurutnya, isu tersebut sangat provokatif yang berdampak pada stabilitas ekonomi negara.
“Itu provokatif dan kami dari kepolisian akan melacaknya, kita melacak, dan kita akan melakukan penangkapan,” tandas jenderal bintang empat jebolan Akpol 87′ ini.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo meminta masyarakat tidak terpengaruh isu penarikan uang secara massal pada 25 November mendatang. Menurut Agus, tidak ada alasan munculnya hal tersebut.
“Jadi enggak ada dasar kegiatan yang disebut rush. Jadi saya ingin sampaikan ke masyarakat jangan terpengaruh itu,” ujar Agus di Istana Negara, Jumat (18/11).
Demonstrasi umat Islam di Jakarta pada 4 November ternyata juga berimbas kepada masalah perekonomian. Sejak beberapa hari belakangan ini, isu akan adanya rush money ramai beredar di berbagai media sosial.
Rush money adalah aksi menarik uang dari bank. Kabarnya, para nasabah akan memindahkan rekening simpanan di suatu bank tertentu ke bank syariah untuk menekan pemerintah sebagai lanjutan demo 4 November. Sekilas, aksi ini terkesan cukup “heroik”.
(Laporan: Fadlan Butho)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka