Jakarta, Aktual.com – Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara (USU) Dadang Darmawan mengatakan penunjukan Sutiyoso sebagai Kepala BIN (Kabin) sebagai konsesi politik balas jasa akan semakin melemahkan Jokowi dalam mengelola pemerintahan. (Baca: Jika Jabat KA BIN, Sutiyoso Mata Telinganya untuk Jokowi atau Negara?)
“Pasti (melemahkan Jokowi), karena apapun yang diputuskan karena pertimbangan balas jasa, akan mengurangi kualitas orang-orang yang ditempatkan di pos jabatan,” tandas Dadang Darmawan kepada Aktual.com di Medan, Rabu (24/6).
Menurut Dadang, Jokowi seharusnya belajar dari pengalaman pembentukan kabinet lalu, yang dinilai sangat kental dengan politik balas jasa. Karena akhirnya, desakan reshuffle semakin gencar dilontarkan oleh publik. (Baca: Imperium BIN Jatuh Jika Sutiyoso Memimpin)
“Lihat saja cerminan kabinet selama ini. Karena politik (balas jasa) itu kabinet tidak optimal, makanya ada desakan resuffle,” ujarnya.
Dadang menyayangkan keputusan Jokowi yang menunjuk Sutiyoso sebagai kepala BIN. Menurutnya, penunjukkan itu jauh dari aspek kualitatif yang seharusnya dijabat seorang kepala badan intelijen.
“Saya gak begitu paham ini pilihan Jokowi soal BIN, hanya sebatas konsesi atau politik balas jasa terhadap Sutiyoso. Apakah pertimbangan kualitattif, saya tidak melihat itu,” tukasnya.
Menurut Dadang, kepala BIN seharusnya dijabat orang-orang terbaik. Apalagi mengingat kondisi negara yang sedang mengalami ancaman serius.
“Mestinya saat ini Pemerintah menempatkan orang-orang terbaik di BIN, karena kita tau, ini persoalannya tidak di dalam negeri saja, tapi diluar negeri, yang semakin high tech, ancaman serius,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: