Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengembalikan blok East Kalimantan kepada Pemerintah karena blok itu dinilai satu-satunya blok yang tidak ekonomis diantara 8 blok penugasan dengan skema gross split.
Sejauh ini kata Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik, belum ada permintaan oleh pemerintah secara formal.
“Kalau nanti telah diminta secara formal maka kita kembalikan, masa kita tahan. Tapi sekarang belum ada panggilan,” ujar Elia saat ditemui di Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (12/7).
Sebelumnya diberitakan Pertamina sempat mengajukan permohonan perpanjangan waktu pengkajian Blok East Kalimantan hingga September 2017.
“Kita kirim akhir bulan lalu. Mungkin karena suasana Lebaran jadi belum ada jawaban,” kata Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam.
Permasalahan yang dirasa berat oleh Pertamina adalah mengenai kewajiban pembayaran pemulihan lapangan (abandonment site restoration/ASR).
Bahkan dengan adanya tambahan split atau bagi hasil dari deskresi Menteri ESDM sebesar lima persen, pengelolaan East Kalimantan tetap menjadi beban cukup besar bagi perusahaan jika ASR masih harus ditanggung Pertamina.
“Kalau tidak ada dana ASR mungkin masih oke. Itu kita coba simulasi pakai PSC konvensional dan ada dana ASR berat. Sekalipun ada tambahan 5 persen tetap berat,” pungkas Syamsu.
Menurut Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar menyatakan; jika memang Pertamina menganggap blok itu tidak ekonomis, maka diharapkan kepada Pertamina agar tidak berlama-lama dan segera mengembalikan blok itu kepada pemerintah agar segera bisa dilelang oleh pemerintah.
“Untuk East Kalimantan, kita menyarankan kalau seandainya tidak ekonomis, langsung dikembalikan ke pemerintah. Kalau tidak workable menurut Pertamina, kan dia mau ajukan (perpanjangan waktu), nanti kita putuskan. Sudah langsung saja,” katanya dia.
Pewarta : Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs