Jakarta, Aktual.com – Para pengurus perkumpulan Sing Ming Hui (Candra Naya) diduga ketakutan, sehingga tidak berani melawan saat aset mereka diperjualbelikan oleh Ketua Yayasan Kesehatan Sumber Waras (YKWS) Kartini Muljadi.

Sebab penjualan aset Sing Ming Hui melibatkan pengusaha kelas kakap yang terkait dengan Istana dan juga Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Dugaan itu disampaikan tokoh Tionghoa di Jakarta, Lius Sungkharisma saat ditanya Aktual.com mengapa pihak Sing Ming Hui (Candra Naya) seperti tak berdaya dengan penjualan aset mereka ke Pemprov DKI ataupun ke CKU sebelumnya.

Adapun pengusaha yang dimaksud Lius tidak lain Kartini Muljadi dan Jan Darmadi. Kedua orang itu menandatangani surat penawaran penjualan tanah Sumber Waras ke Ahok yang dikirim pada 7 Juli 2014.

Jika Kartini merupakan pengusaha sekaligus Ketua YKSW, Jan Darmadi dikenal sebagai pengusaha bisnis judi di Jakarta dan salah satu dari sembilan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres). Jan Darmadi juga merupakan petinggi Partai Nasdem.

Kata Lius, demikian ‘saktinya’ tanda-tangan dari kedua orang itu, membuat surat penawaran yang dikirim tanggal 7 Juli itu keesokan harinya pada tanggal 8 Juli langsung direspon Ahok.

Disposisi langsung dibuat Ahok ke Bappeda DKI untuk menganggarkan dana Rp 755,7 miliar di APDB-P 2014 untuk pembelian lahan Sumber Waras. Tanpa penawaran lagi.

“Orang-orang Sing Ming Hui ngga ada yang berani menentang penjualan itu. Wayan (Ketua Candra Naya- red) contohnya, nasibnya bagaimana sekarang? Masuk penjara! Ada yang ngomong ini konglomerat sama Ahok ngga usah dilawan dah, percuma,” ujar Lius, saat ditemui Aktual.com, usai diskusi di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (20/10).

Buat perkumpulan Sing Ming Hui, kata Luis, penjualan aset itu jelas merugikan. “Itu sama saja mereka (Kartini, Jan Darmadi, Ahok) menghapus sejarah orang-orang Tionghoa. Karena itu aset didapat dari dana yang dikumpulkan para anggota Sing Ming Hui, jadi bukan punya pribadi Kartini,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh: