ILustrasi Demam Berdarah

Gunung Kidul, aktual.com – Jumlah kasus demam berdarah dangue di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 558 orang, empat di antaranya meninggal dunia dari rentan Januari hingga Rabu (25/3).

“Hingga hari ini tercatat 558 warga terkena DBD, dengan jumlah korban meninggal dunia empat orang,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penularan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Gunun Kidul, Sumitro di Gunung Kidul, Kamis.

Ia mengatakan kasus meninggal dunia akibat DBD, perbandingannya juga naik. Pada triwulan pertama tahun lalu satu kejadian, sekarang bertambah menjadi empat orang.

Sebaran wilayah endemik DBD tidak mengalami perubahan yakni Kecamatan Karangmojo, Ponjong, Wonosari dan Patuk. Kecamatan Wonosari tertinggi yakni mencapai lebih dari 70 kasus.

“Meski ada peningkatan kasus DBD belum ditetapkan kejadian luar biasa (KLB). Pertimbangan kami belum menetapkan KLB karena kasus DBD masih dapat dikendalikan,” katanya.

Sumitro mengatakan Dinkes secara intensif pencegahan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan koordinasi lintas sektoral dari tingkat kabupaten hingga desa diperkuat.

Pencegahan DBD bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti fogging hingga PSN dengan program mengubur, menguras dan menutup (3M) tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Dia mengatakan Dinkes lebih fokus gerakan PSN dibandingkan pengasapan. Pengasapan hanya menyasar nyamuk dewasa. Dengan demikian PSN paling efektif sebagai upaya pencegahan. Kalau tidak, telur atau jentik dalam lima hari akan menjadi nyamuk sehingga bisa menularkan DBD, meski sudah dilakukan fogging.

“Kami mengimbau masyarakat melakukan gerakan PSN, dan peduli kebersihan lingkungan,” imbaunya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Gunung Kidul, Heri Nugroho mengatakan persoalan lingkungan harus menjadi tanggungjawab bersama. Pencegahan hendaknya juga digalakkan agar ancaman DBD bisa ditekan seminimal mungkin.

“Di tengah acaman COVID-19, penyakit DBD juga mengintai. Kami mendorong pemerintah agar bergerak cepat melakukan pencegahan secara masif,” kata Heri Nugroho.

Artikel ini ditulis oleh:

Eko Priyanto