Mataram, Aktual.com – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Nusa Tenggara Barat Irjen Pol Djoko Poerwanto menegaskan, temuan dua kasus positif COVID-19 varian Omicron di daerah ini tidak merubah skenario kegiatan MotoGP yang dijadwalkan 20 Maret 2022, di Sirkuit Pertamina Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah.
“MotoGP tetap akan berlangsung sesuai jadwal sebab sejauh ini tidak ada skenario perubahan,” katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Senin.
Pernyataan itu disampaikan Djoko saat ditemui di RSUD Kota Mataram seusai rapat koordinasi percepatan cakupan vaksinasi di NTB, menanggapi adanya temuan dua kasus positif COVID-19 varian Omicron di NTB dan keduanya terindikasi tertular transmisi lokal.
Dikatakan, temuan dua kasus positif varian Omicron tersebut menjadi cambuk bersama terutama agar Satgas COVID-19 dan masyarakat tetap waspada serta tidak panik dengan temuan kasus tersebut.
Intinya, masyarakat harus tetap tenang dan disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) COVID-19, melalui gerakan 5M (mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilisasi) serta melakukan vaksinasi COVID-19.
“Kami dari kepolisian ada kegiatan pengetatan prokes dan itu akan kita laksanakan. Intinya waspada,” katanya lagi.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri menambahkan, dua kasus positif COVID-19 varian Omicron berdasarkan hasil laporan yang diterima per 20 Januari 2022, merupakan satu warga dari Kabupaten Sumbawa dan satu dari Kota Mataram.
Keduanya merupakan pasien lanjut usia yang memiliki komorbid. Bedanya pasien di Sumbawa merupakan orang tanpa gejala (OTG) dan sudah divaksin dan sudah sembuh begitu juga 28 orang hasil pelacakan kontak.
“Sementara pasien di Kota Mataram terkonfirmasi meninggal. Pasien ini komorbid dan belum divaksin. Keduanya terindikasi tertular transmisi lokal,” katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya mendorong agar masyarakat melakukan vaksinasi COVID-19 sebagai upaya peningkatan daya tahan tubuh dan yang sudah dua kali vaksin segera melakukan vaksin penguat atau “booster”.
Menurutnya, varian Omicron sudah ditemui lebih pada 100 negara, termasuk kasus pertama di Jakarta. Hal itu dipicu karena mobilitas penduduk sangat tinggi.
“Karenanya Omicron ini harus disikapi dengan tetap meningkatkan kewaspadaan menerapkan prokes, serta melakukan vaksinasi sebab pandemi belum berakhir,” katanya.
Pasalnya, tambah Fikri, jika melihat kasus-kasus COVID-19 yang ada, pasien yang belum divaksin memiliki risiko terkena dengan kondisi kesehatan lebih buruk dibandingkan dengan yang sudah vaksin.
“Masyarakat yang sudah divaksin akan memiliki daya tahan tubuh berbeda dengan yang belum vaksin,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Dede Eka Nurdiansyah