Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat acara Foreign Policy Community Of Indonesia (FPCI) di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (17/9). Acara bertajuk Conference on Indonesian Foreign Policy 2016 : Finding Indonesia’s Place In The Brave New World menghadirkan sekitar 50 pembicara dari dalam dan luar negeri. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Bogor,Aktual.com – Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib merupakan kejahatan luar biasa dan mencoreng demokrasi di rezim Pemerintahan Megawati Soekarnoputri.

‎‎”Kejahatan yang mengakibatkan meninggalnya aktivis HAM Almarhum Munir adalah kejahatan yang serius, sebenarnya mencoreng demokrasi kita waktu itu,” ujar SBY saat jumpa pers di Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/10).‎

Karena itu, lanjut dia, kasus Munir mendapat sorotan masyarakat Indonesia maupun dunia. Polemik kasus yang kembali di munculkan ke publik di era pemerintahan Presiden Joko Widodo ini, SBY memastikan langkah yang telah dilakukan era pemerintahannya merupakan tindakan yang sungguh-sungguh.

“Dalam hal ini yang utamanya adalah konteks penegakan hukum,” tutur Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Lebih jauh SBY menjelaskan, upaya pengungkapan kasus Munir ketika dirinya berkuasa sudah dilakukan sesuai undang-undang dengan batas-batas kewenangan ‎pejabat eksekutif, serta kewenangan yang dimiliki penyelidik, penyidik dan penuntut.

“Jika masih ada yang menganggap sekarang ini, keadilan sejati belum terwujud, saya mengatakan selalu ada pintu untuk mencari kebenaran,” ujar dia. ‎

Dia juga mengatakan, selalu ada pintu untuk mendapatkan atau mencari kebenaran yang sejati jika masih ada kebenaran yang dianggap belum terkuak.

Dalam kesempatan ini SBY didampingi sejumlah mantan pejabat di era pemerintahannya. Yakni, Mantan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Syamsir Siregar dan Mantan Ketua TPF kasus Munir Marsudi Hanafi.‎

Diketahui, Munir meninggal di atas pesawat Garuda ‎dengan nomor GA-974 ketika sedang menuju Amsterdam untuk melanjutkan kuliah pasca sarjana, pada 7 September 2004 atau di era Pemerintahan Megawati Soekarnoputri.

Laporan: Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby