Bandung, Aktual.com – Fenomena kasus penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok disebut-sebut sebagai indikasi demokrasi Indonesia sudah menjelma sebagai demokrasi topeng.

Istilah ini diutarakan oleh peneliti pokitik senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro dalam diskusi, yang bertajuk ‘Evaluasi Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2017’ di Lembang, Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/4).

“Iya, demokrasinya bertopeng karena kita lebih tertarik pada prosedur dan tahapannya saja, such like democracy, seolah-olah ini demokrasi, tapi kualitasnya kita abaikan,” kata Siti saat menjawab pertanyaan Aktual usai diskusi tersebut.

“Karena kita boleh menyimpang, boleh melanggar hukum, kita boleh menghalalkan semua cara, boleh melakukan politisasi hukum. Ini yang enggak boleh seharusnya.”

Menurut Siti, elite politik atau partai politik tidak seharusnya memberikan pilihan-pilihan yang sejatinya buruk bagi kehidupan masyarakat. Baginya, sudah cukup lama membodohi masyarakat dan hal ini sudah harus dihentikan.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Wisnu