Rizal Ramli merasa aneh dengan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang dikeluarkannya Surat Keterangan Lunas (SKL) di era Presiden Megawati Soekarnoputri. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengungkapkan bahwa KPK sudah kembali kepada jalur yang benar dengan dibukannya kembali kasus mega proyek surat keterangan lunas (SKL) BLBI dengan penetapan tersangka Eks Kepala BPPN Syarifuddin Temenggung

Menurutnya, tidak mungkin KPK membuka kasus di era Presiden Megawati Soekarnoputri itu digunakan sebagai alat untuk menjatuhkan lawan politik tertentu.

“Saya kurang yakin kalau KPK dijadikan alat politik, tapi kalau KPK kembali pada jati diri ketika di waktu era Presiden SBY, dimana KPK melakukan fokus atau menghajar kader partai penguasa, dan itu iya dilakukan sekarang,” kata Uchok di Jakarta, Jumat (5/5).

“Sekarang partai berkuasa adalah PDIP, dan sekrang justru di buka semua kasus yabg melibatkan kader partainya, dan itu artinya KPK sudah kembali ke track kebiasaanya,” tambah dia.

Diakui Uchok, dengan dibukanya kasus yang sudah berumur sekitar 13 tahun ini tentu memberikan dampak luar biasa khususnya kepada partai penguasa dan Presiden Megawati yang kala itu menerbitkan SKL melalui Inpres Nomor 8 Tahun 2002, tidak bisa terlepas dari aroma perpolitikan, terlebih di internal partai berlambang banteng tersebut.

“Dan sisi dampak jeleknya dengan kasus ini, akan berdampak ke PDIP dan Megawati sebagai ketum nya. Jadi terbukanya BLBI ini secara tidak sengaja terbuka untuk menghajar PDIP dan ibu Mega, supaya imagenya hancur, dan dalam kondisi itu ibu Mega akan melepaskan jabatannya dalam bentuk penyelamatan partai,” sebut dia.

“KPK membuka kasus tanpa sengaja, namun ternyata berdampak negatif kepada partai berkuasa,” tandasnya.

(Novrizal)

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Eka