“Tidak ada satu katapun yang mengancam Jaksa secara langsung, itu hanya mengingatkan untuk tidak sewenang-wenang atau menyalah gunakan kekuasaan hukum yang sedang dimiliki saat ini.”
Artinya, lanjut Pangi, Hary Tanoe mengingatkan Jaksa Agung untuk bekerja kembali pada fitrahnya, yakni perjuangan dalam menegakan hukum. Tentunya sebagai benteng terakhir dalam mencari keadilan penegakan hukum.
“Nah sekarang justru terkonsentrasi pada hal-hal sepele seperti ini yang tidak ada untungnya bagi bangsa dan negara dan tidak ada ruginya untuk bangsa dan negara.”
Menurutnya, dengan diangkatnya perkara SMS tersebut keranah hukum telah membuat negara kehilangan substansi dalam bekerja. “Saya kira ini bentuk kegagalan negara, karena gagal fokus dalam penegakan hukum yang seutuhnya masih banyak kasus yang belum tersentuh, bagaimana mungkin Polri sibuk pada hal ecek-ecek seperti ini.”
[Novrizal Sikumbang]
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Wisnu