Jakarta, aktual.com – Sebuah kelebihan yang diberikan oleh Allah Swt kepada hambanya seperti kelebihan harta, waktu atau bahkan kelebihan seperti kasyf. Itu semua bisa menjadi sebuah cobaan kepada hamba tersebut apakah ia mampu untuk memanfaatkannya dengan baik atau tidak.
Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala dalam pengajian tafsirnya menjelaskan, bahwa alkasyf (mampu melihat perkara yang ghaib) adalah bukan selamanya sebagai bentuk karamah Allah yang telah diberikan kepada hambaNya. Allah Ta’ala telah menghendaki kita untuk beribadah kepadaNya dengan Sifat ghaibNya, sehingga Allah menambahkan pahala di dalamnya.
Beriman kepada sesuatu yang ghaib, adalah merupakan salah satu tanda-tanda orang yang bertaqwa, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَهُمْ مِنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ
“(Orang-orang yang bertaqwa) yaitu orang-orang yang takut kepada Tuhannya dengan sesuatu yang ghaib, dan mereka adalah orang-orang yang berbelas kasihan (kepada dirinya) akan (datangnya) hari kiamat,” (QS. Al Anbiya: 49).
Telah diriwayatkan, bahwa Imam Sya’rani RA telah diberi kasyf (diperlihatkan perkara ghaib kepadanya) oleh Allah Ta’ala, yaitu mendengarkan suara tasbih dari setiap benda mati, seperti tikar, tiang dan tembok masjid. Karena sesungguhnya, segala makhluk Allah sejatinya telat bertasbih dan mensucikan kepadaNya, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’annya.
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
“Dan tidaklah dari segala sesuatu, melainkan bertasbih dengan memuji kepadaNya, akan tetapi kalian tidaklah faham akan (suara) tasbih mereka,” (QS. Al Isra: 44).
Oleh sebab alkasyf inilah, dirinya tidak sadarkan diri selama sebulan lamanya. Syekh Yusri menambahkan, bahwa kita hendaknya mengambil dari pelajaran ini, bahwa alkasyf telah menghalangi dirinya dari beribadah kepada Allah selama satu bulan lamanya. Yang mana dengan satu bulan lamanya ini, dirinya mampu mendapatkan pahala yang sangat banyak dengan melakukan perkara ibadah lainnya.
“Dua puluh tahun yang lalu ketika beliau berada di Mekkah, hampir saja saya mendapatkan kasyf, akan tetapi saya meminta kepada Allah untuk tidak diberikan kasyf ini kepadanya. Tidaklah orang meminta dan berharap sebuah kasyf kecuali orang yang bodoh dan tidak tahu tentang hikmah Allah di dalamnya,” tegas syekh Yusri.
Waallahu a’lam
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain