Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan saat memimpin apel pasukan di silang Monas, Jakarta, Jumat (4/11/2016). Apel tersebut bertujuan untuk mengamankan aksi demontrasi menuntut kepastian proses hukum penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sebanyak 21.000 personel gabungan dari Polri/TNI dan Pemprov DKI Jakarta dikerahkan. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan meminta masyarakat muslim untuk tidak berunjuk rasa terkait kasus dugaan penodaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Sebab, lanjut dia, kepolisian melalui jajaran Bareskrim Polri sudah menetapkan Ahok tersangka dan penyidik tengah berusaha merampungkan proses pemberkasan agar perkara ini segera disidangkan.

“Jadi saya sampaikan masyarakat tidak usah turun ke jalan untuk tanggal 25 November dan tanggal 2 Desember,” ujar M Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (19/11).

“Kawal saja proses hukum yang sudah jelas sesuai kemauan GNPF MUI kan jelas memproses hukum sodara Ahok. Jadi kami minta tidak ada lagi yang turun ke jalan,” sambung dia.

Mantan Kadiv Propam ini mengingatkan, jika massa tetap memaksa untuk turun ke jalan, maka pihak kepolisian tidak akan memberikan izin.

Pasalnya alasan Kapolda, gerakan tersebut dikhawatirkan mengganggu aktivitas masyarakat apabila unjuk rasa sampai memadati jalan.

“Demo boleh, tetapi kalau di jalan raya banyak yang bekerja, beraktivitas, ada yang sakit, kan ada tempat yang lain itu dipersilakan.”

“Tapi kalau jalan raya sepanjang itu kan banyak yang diganggu dan kepentingan umum,” dalih mantan Kapolda Jabar itu.

Karena itu Kapolda memohon agar masyarakat bersabar dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kasus Ahok kepada Polri.

Ia juga mengaku telah bertemu dengan pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan organisasi masyarakat lainnya mengenai rencana unjuk rasa pada 25 November dan 2 Desember. Dari pertemuan tersebut, klaim Kapolda, MUI dan Ormas sepakat tidak akan kembali turun ke jalan.

Sebelumnya, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) akan menggelar aksi damai ‘Bela Islam III’ pada 2 Desember 2016.

Panglima Lapangan GNPF MUI, yang juga juru bicara Front Pembela Islam (FPI), Munarman, mengatakan bahwa aksi damai ini dilakukan Ahok, hingga kini belum ditahan pasca ditetapkan tersangka kasus dugaan penistaan kitab suci Alquran dan Ulama.

“Aksi damai berdoa untuk negeri. Kami akan punya tagline bersatu dan berdoa untuk negeri. Aksi ini untuk mempersatukan Indonesia dan mendoakan Indonesia agar selamat, tidak tercerai berai,” kata Munarman, di Jakarta, Jumat.

Aksi damai tersebut akan dilakukan dengan salat Jumat bersama dengan posisi imam berada di Bundaran Hotel Indonesia. Sebelum shalat Jumat, akan dilakukan doa bersama sepanjang Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin.[Fadlan Syam Butho]

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid