Pekanbaru, Aktual.com – 23 Agustus 2024 Demokrasi Indonesia kembali diuji hari ini. Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru berkumpul di depan kantor DPRD Provinsi Riau dengan misi penting: mengawal putusan Mahkamah Konstitusi dan mempertahankan integritas demokrasi Indonesia.
Di tengah guyuran hujan, terdengar suara lantang membelah udara, dan spanduk-spanduk berisi pesan kritis terbentangkan lebar. HMI Cabang Pekanbaru hadir bukan sekadar untuk berteriak, tetapi untuk menyuarakan keresahan yang mendalam terhadap kondisi demokrasi di Indonesia.
Koordinator Lapangan, Givo Vrabora, dengan nada berapi-api, menyatakan, “Demokrasi Indonesia sedang sekarat! Segelintir elit politik dengan congkaknya mempermainkan konstitusi seolah-olah negara ini milik nenek moyang mereka. Kami, HMI Cabang Pekanbaru, tidak akan tinggal diam melihat warisan perjuangan para pendiri bangsa diinjak-injak demi kepentingan sesaat!” Givo Vrabora melanjutkan dengan tajam, “Mereka pikir bisa mengubah aturan main sesuka hati? Tidak! Selama masih ada darah muda yang mengalir di pembuluh nadi anak bangsa, kami akan terus melawan. Konstitusi bukan mainan yang bisa diutak-atik seenaknya!”
Ketua Umum HMI Cabang Pekanbaru, Novry Adriansyah, menegaskan bahwa aksi ini lebih dari sekadar mengawal keputusan Mahkamah Konstitusi. “Ini bukan hanya tentang satu putusan. Ini tentang masa depan Indonesia! HMI Cabang Pekanbaru menolak untuk dibungkam. Kami tidak akan membiarkan elite-elite politik bermain-main dengan nasib bangsa ini,” tegasnya.
Dalam aksi tersebut, HMI Cabang Pekanbaru mengeluarkan empat tuntutan tegas:
1. Mendesak Presiden Joko Widodo dan DPR RI untuk segera menghentikan “pembajakan konstitusi” yang mereka klaim telah dilakukan.
2. Menuntut KPU RI untuk menjalankan keputusan Mahkamah Konstitusi No. 60/PUU-XXIII/2024 dan No. 70/PUU-XXII/2024 tertanggal 20 Agustus 2024 tanpa tawar-menawar.
3. Mengancam akan memobilisasi pembangkangan sipil dan boikot Pilkada 2024 jika tuntutan mereka diabaikan.
4. Mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk bersatu mempertahankan iklim demokrasi yang sehat dengan semangat gotong-royong.
“Jika pemerintah tetap tutup mata, jangan salahkan kami jika rakyat turun ke jalan. Kami siap memimpin perlawanan demi menyelamatkan demokrasi!” seru Givo Vrabora, memicu gemuruh dukungan dari massa aksi.
Aksi HMI Cabang Pekanbaru ini menjadi alarm keras bagi pemerintah dan seluruh elemen bangsa. Di tengah hiruk-pikuk politik yang semakin memanas, suara kritis mahasiswa ini menjadi pengingat bahwa masa depan demokrasi Indonesia kini berada di ujung tanduk.
Pertanyaannya sekarang, apakah pemerintah akan mendengar jeritan hati nurani rakyat ini? Atau akankah mereka terus berjalan di atas rel kekuasaan yang semakin menjauh dari cita-cita demokrasi? Satu hal yang pasti, HMI Cabang Pekanbaru telah menyalakan api perlawanan yang mungkin sulit untuk dipadamkan.
Artikel ini ditulis oleh:
Ikhwan Nur Rahman