Namun, ia menilai kedua MoU tersebut mempunyai nilai strategis masing-masing bagi perkembangan implementasi SkyWay Technologies di Indonesia.

Selain itu, ia menyebut penandatangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan pemaparan tentang perkembangan SkyWay di dunia Internasional, perkembangan SkyWay di Indonesia, dan juga skema unik pembiayaan infrastruktur transportasi ala SkyWay Technologies yang memungkinkan masyarakat berpartisipasi aktif.

“Dan kami juga akan memaparkan bagaimana system ini dirancang dan mempunyai antisipasi scam dan money loundring,” jelasnya.

Skyway merupakan kereta dengan sistem rel gantung. Alat transportasi ini telah beroperasi di Australia Selatan. Selain lebih murah dari pada LRT yang menghabiskan banyak biaya pembebasan lahan, Skyway pun disebut sebagai teknologi transportasi ramah lingkungan dan tidak memerlukan banyak lahan.

Skyway diyakini memiliki biaya lebih murah, karena hanya membutuhkan seperenam dari biaya pembangunan LRT. Madina mengungkapkan, tak hanya menjadi transportasi penghubung antar lokal kota, SkyWay nantinya juga dapat membuka perspektif yang lebih luas dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Teuku Wildan