Jakarta, aktual.com – Maulana Syekh Yusri Rusydi menjelaskan bahwa banyaknya nama pada sesuatu adalah menunjukkan kemuliaan sesuatu tersebut. Diantaranya adalah surat Al Fatihah, yang memiliki beberapa nama, yang diantaranya adalah surat Al Hamd, surat As Syifa, surat Ar Ruqyah, surat As Sab’ul Matsani, surat Ummul Kitab, dan lain sebagainya.
Syekh Yusri mengatakan, bahwa surat ini dinamakan dengan surat Ummul Kitab, oleh sebab cakupannya terhadap ajaran-ajaran yang ada dalam Al-Qur’an secara global, yang mana telah dirincikan pada surat-surat lainnya. Surat ini mengumpulkan kandungan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diibaratkan seperti imam yang menjadi pemimpin bagi para ma’mumnya.
Surat ini berisikan tentang kandungan makna ketauhidan (Pengesaan kepada Allah Swt) sebagaimana tertuang pada basmalah, serta mengenalkan tentang Sifat-sifat Allah Swt di dalamnya yaitu Sifat Ar Rahman dan Ar Rahim. Surat ini juga berisikan tentang tsana’ (pujian) kepada Allah Swt yaitu ayat,
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Segala puji bagi Allah Ta’ala Tuhan semesta alam,”
Pada ayat itu juga terkandung tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala dalam alam semesta ini.
Pengenalan Sifat-sifat Allah juga ada pada ayat ayat ketiga ini:
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
“Allah Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,”
Pada ayat keempat ini mengandung makna akidah yang diantaranya adalah hari kiamat, hari dimana semua makhluk akan mengakui Sifat Keesaan Allah Swt sebagai Tuhan alam semesta alam.
Ayat kelima ini berisikan tentang penghambaan diri seorang makhluk hanya kepada Allah Swt saja tidak pada yang lain-Nya, serta mengajarkan kepadanya untuk menghadapkan rasa butuh meminta pertolongan hanya kepada-Nya. Yaitu pada firman Allah
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan,”
Adapun ayat keenam ini adalah berisikan tentang doa seorang hamba agar selalu mendapatkan hidayahnya, untuk selalu konsisten dan istiqamah dalam menjalankan ajaran agamanya hingga ajal tiba. Selalu meniti jalan yang lurus, yaitu orang-orang yang diberi kenikmatan keimanan dari orang-orang yang telah mendahuluinya.
Kemudian ayat terakhir ini menceritakan dan menghimbau kita agar jangan sampai menjadi orang-orang yang dimurka oleh Allah Swt dan juga orang-orang yang tersesat dari jalan yang lurus. Ayat ini berisikan tentang sejarah umat-umat terdahulu, sehingga kita bisa mengambil pelajaran dari mereka.
“Orang Yahudi adalah mereka yang dimurka oleh Allah Swt, sebab mereka telah membunuh para Nabi-Nabi yang telah Allah utuskan kepadanya, dan orang yang tersesat adalah mereka orang-orang nasrani yang menjadikan Nabi Isa sebagai Tuhan mereka bukan sebagai seorang Nabi utusan Allah,” jelas Syekh Yusri.
Wallahu A’lam.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain