Anak-anak bermain di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Akasia, di Jalan Tebet Barat Raya RT 11 RW 07 Tebet Barat, Jakarta Selatan, Jumat (21/10). RPTRA dengan luas lahan seluas 2.400 meter persegi ini dilengkapi ruang serbaguna, perpustakaan, taman publik, tempat bermain anak, lapangan futsal, kolam nutrisi dan amphiteater. Pembangunan RPTRA Akasia menggunakan CSR dari Tanoto Foundation. AKTUAL/Tino Oktaviano

Medan, Aktual.com – Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh kebahagiaan orang tua. Kebahagiaan yang dirasakan orang tua diyakini dapat memaksimalkan tumbuh kembang anak.

Hal ini diungkapkan oleh psikolog Elizabeth Santosa dalam sebuah acara di Medan, Rabu (14/11).

“Orang tua yang bahagia akan berpengaruh besar dalam tumbuh kembang anak. Itu yang masih belum disadari orang tua, khususnya di Indonesia,” katanya.

Perempuan yang akrab disapa Lizi itu menyebutkan, anak memiliki ikatan yang dekat dengan orang tuanya sehingga saat ibu dan bapak tidak bahagia dampak dari berbagai persoalan, maka anak merasakannya dan akan berdampak pada pertumbuhan hidupnya.

Singkatnya, kata Lizi, orang yang bahagia akan menimbulkan ketahanan anak terhadap stres dan tantangan hidup di masa depan.

Dia mengungkapkan, anak-anak akan merasa bahagia dan menjadi kenangan baik dan kekuatan bagi dirinya, saat orang tua benar -benar hadir untuknya.

Orang tua yang benar-benar hadir untuk anaknya antara lain dengan melakukan aktivitas bersama tanpa distraksi serta melakukan “eye-to-eye contact” saat bersama anak.

“Membuat anak merasa dirinya paling penting bagi orang tua akan menimbulkan banyak hal positif dalam perkembangan anak seperti percaya diri dan hidup bahagia,” katanya.

Dia mengakui, selain kebahagiaan, anak juga butuh nutrisi untuk tumbuh kembang dengan baik.

Brand Executive Nestle Lactogrow, Pramudita Sarastri menuturkan, Lactogrow sebagai susu pertumbuhan untuk anak usia 1 tahun ke atas, mengadakan workshop bertema Grow Happy Parenting untuk berbagi tips mengenai gaya pola asuh ‘Grow Happy’ kepada para orang tua.

Kegiatan itu, ujar dia, merupakan tindak lanjut dari hasil pemaparan studi Child Happiness yang diumumkan Nestle Lactogrow pada Juli lalu di Jakarta. Studi Child Happiness menemukan bahwa anak merasa bahagia saat bermain bersama orang tua.

Bahkan lebih bahagia dari ketika mereka bermain bersama adik atau kakaknya. Namun nyatanya ditemukan lebih dari 50 persen orang tua merasa belum cukup hadir dan terlibat dalam kegiatan bersama si kecil.

Dia menjelaskan, disamping memaparkan tentang arti kebahagiaan keluarga serta kecukupan gizi anak Indonesia, studi itu juga mengungkapkan bahwa saat menilai karakteristik kebahagiaan anak, kebanyakan orang tua hanya memperhatikan ciri-ciri fisik.

Misalnya saat anak menunjukkan ekspresi ceria dan aktif bergerak. Padahal, menurut Myers & Diener (2018), kebahagiaan anak bukanlah kegembiraan sesaat saja, namun lebih kepada rasa nyaman, aman, dan diterima dengan baik di lingkungan sosialnya.

“Hal yang tidak kalah penting dicermati dari hasil Studi Child Happiness yang mengungkapkan bahwa anak Indonesia berpotensi kekurangan asupan nutrisi yang seimbang, yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan kebahagiaan mereka,” katanya.

Studi ini sejalan dengan hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa masalah kekurangan gizi pada anak Indonesia masih tinggi.

Sejalan dengan fakta itu, Nestle Lactogrow juga terus meningkatkan kualitas produknya seperti yang telah diperkaya dengan DHA, kalsium, minyak ikan, dan Lactobacillus reuteri yang bermanfaat untuk tumbuh kembang.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan