Lumajang, Aktual.com – Kebakaran hutan di Gunung Semeru (3.676 mpdl) dan Gunung Bromo (2.329 mdpl) yang merupakan wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mencapai 550 hektare selama Januari hingga November 2015.
“Total luas kebakaran di wilayah TNBTS selama 2015 kurang lebih 550 hektare dengan rincian 440 hektare di Gunung Semeru dan 110 hektare di Gunung Bromo,” kata Kepala Balai Besar TNBTS Ayu Dewi Utari saat dihubungi dari Lumajang, Jawa Timur, Jumat (13/11).
Menurutnya, kebakaran tersebut terjadi di beberapa titik dan beberapa kali kejadian selama 2015, namun kebakaran terbesar terjadi di Gunung Semeru, tepatnya di Pos 1 Waturejeng yang menghanguskan lebih dari 300 hektare.
“Kebakaran terbesar melanda gunung tertinggi di Pulau Jawa pada Oktober lalu yang terjadi selama sepekan lebih, sehingga hutan yang terbakar cukup luas dan petugas sempat kesulitan untuk mengendalikan api,” tuturnya.
Saat ini, lanjut dia, tidak ada lagi kebakaran di wilayah TNBTS baik di Gunung Semeru maupun Bromo karena sejak dua pekan lalu hujan sudah mengguyur kawasan setempat, sehingga api padam dengan sempurna akibat hujan yang turun.
“Alhamdulillah sudah turun hujan, sehingga titik-titik api yang masih tersisa pascakebakaran beberapa waktu lalu di Semeru sudah padam dengan sendirinya,” paparnya.
Kebakaran yang terjadi pada 20-29 Oktober 2015 di Gunung Semeru menghanguskan beberapa tanaman endemik kawasan di antaranya tanaman acer, tutup, danglu, dekuren, mentingen, dan putih dada, sedangkan bangkai satwa yang dilindungi tidak ditemukan di lokasi kebakaran.
“Sejauh ini belum ada laporan dari petugas yang menemukan bangkai satwa liar yang dilindungi di kawasan Semeru, namun habitat elang Jawa, macan tutul, dan lutung Jawa memang ikut terbakar,” jelasnya.
Ia menegaskan penyebab kebakaran di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebagian besar disebabkan oleh faktor manusia seperti membuang puntung rokok sembarangan dan membuat api unggun dengan tidak memadamkan api secara sempurna.
“Kecil sekali penyebab kebakaran karena faktor alam. Setiap tahun selalu terjadi kebakaran baik di Gunung Semeru maupun Bromo pada musim kemarau,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: