Jakarta, Aktual.com — Kebakaran menghanguskan puluhan kios Pasar Segiri yang merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (29/10) dini hari.
Informasi yang berhasil dihimpun hingga Kamis dini hari menyebutkan, api mulai berkobar dari salah satu rumah di dalam kompleks Pasar Segiri Samarinda, pada pukul 01. 00 Wita.
“Api mulai terlihat berkobar dari salah satu rumah warga, kemudian dengan cepat merambah ke kios-kios yang ada di dalam pasar,” kata salah seorang Satpam Segiri Grosir, Dedat, Kamis dini hari.
Puluhan unit mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan ke lokasi, sempat kesulitan memadamkan kobaran api akibat akses jalan menuju titik api sangat sempit serta banyaknya warga yang memadati lokasi kebakaran.
Para pedagang terlihat berupaya menyelamatkan barang-barang mereka di tengah kobaran api yang terus melahap kios di pasar yang beroperasi selama 24 jam tersebut.
“Lokasi kebakaran berada persis di tengah-tengah pasar ditambah akses jalan yang sangat sempit, itupun hanya bisa dilalui kendaraan roda dua menyebabkan proses pemadaman terhambat,” ujar Kepala Bidang Operasional Balakarcana Kota Samarinda, Gusti Kresna Moelya.
“Proses pemadaman juga terhambat akibat minimnya air, sehingga kami terpaksa melakukan pemadaman dengan seadanya. Tapi, petugas dibantu warga, terus berupaya memblokade obaran api agar tidak terus meluas,” katanya.
Kobaran api, kata Gusti Kresna Moelya terus membara akibat kios yang terbakar terbuat dari kayu yang mudah terbakar serta tidak adanya jarak antarkios.
“Kawasan yang terbakar merupakan kios penjual ikan, pakaian, kios emas serta onderdil kendaraan bermotor. Kalau melihat kondisinya, apalagi banyak barang yang tidak bisa diselamatkan akibat kobaran api yang sangat besar, kami memperkirakan kerugian atas peristiwa ini mencapai miliaran rupiah,” kata Gustri Kerna Moelya.
Hingga Kamis dini hari sekitar pukul 03. 00 Wita, petugas pemadam kebakaran masih terus berupaya memadamkan kobaran api.
“Walaupun api sudah bisa dikuasai, tapi masih ada titik-titik api yang sangat berbahaya sehingga kami masih terus berupaya memblokade agar api tidak merambah. Kami belum tahu penyebab pastinya sebab sampai saat ini proses pemadaman masih terus dilakukan,” ujar Gustri Kresna Moelya.
Artikel ini ditulis oleh: