Areal lahan dan hutan terbakar terlihat dari atas Helikopter BNPB jenis MI-8 di Desa Pangkalan Terap, Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau, Jumat (10/6). Satgas Karlahut Propinsi Riau terus berupaya melakukan pemadaman baik dari darat maupun udara terhadap kebakaran hutan dan lahan yang diperparah dengan kencangnya tiupan angin serta cuaca panas itu. ANTARA FOTO/Rony Muharrman/foc/16.

Banda Aceh, aktual.com – Badan Penanggulangam Bencana Aceh (BPBA) menyatakan, kebakaran hutan dan lahan terutama di lahan gambut kering sekitar satu hektare mulai terjadi di Gampong (desa) Alue Awe, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Aceh pada Minggu (10/2).

Kepala Pelaksana BPBA Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Senin (11/2), mengatakan, terbakar lahan gambut dan rumput ilalang di kawasan Alue Awe tersebut baru diketahui dari laporan masyarakat setempat kemarin siang.

“Begitu ada laporan dari masyarakat ke pihak kecamatan, maka tim reaksi cepat BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Lhokseumawe langsung mengecek ke lokasi. Setelah dipastikan ada, baru dilakukan upaya pemadaman,” terangnya.

Ia melanjutkan, tidak berapa lama kemudian tim pemadam kebakaran milik Pemerintah Kota Lhokseumawe langsung turun ke lokasi dengan bantuan tiga unit armada, dibantu oleh berbagai pihak terkait, dan masyarakat setempat.

Sebab, api yang membakar di lahan kering yang merupakan area bagi masyarakat bercocok tanam ini, dikhawatirkan menjalar atau meluas ke tempat lain hingga merembet ke pemukiman penduduk.

Seperti diketahui, peristiwa kebakaran hutan dan lahan tahun 2018 telah menghanguskan sekitar 856,12 hektare yang berlangsung di 13 kabupaten/kota dari total 23 daerah di Aceh. Mayoritas lahan terbakar ini berada di bagian wilayah barat-selatan, selain wilayah tengah di dataran tinggi yang cenderung meluasnya seiring dampak dari pengaruh musim kemarau pada sejumlah wilayah di Indonesia. “Jika tidak dilakukan upaya pemadaman, bisa-bisa rumah warga ikut terbakar. Kini api telah padam, sementara asal usul lahan ini terbakar masih diselidiki aparat hukum,” tegas dia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat menyatakan, cuaca dewasa di Aceh menunjukkan sedang masa peralihan dari musim penghujan menuju ke musim kemarau.

“Suhu udara pada lapisan atas saat ini terjadi peningkatan, dan berdampak turunnya persentase uap air di udara. Kondisi ini mulai rawan terjadi kebakaran yang ditambah lagi angin bertiup kencang,” ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Aceh, Zakaria Ahmad.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin