Jakarta, Aktual.co — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau mengaku kesulitan untuk mengidentifikasi kebakaran yang terjadi di lahan perkebunan kelapa sawit.

Sedangkan dinas perkebunan selaku instansi yang berwenang belum bersikap kooperatif untuk membuka peta konsesi dan perizinan sawit untuk kepentingan pencegahan di Posko Siaga Darurat Kebakaran Riau.

“Ketika terjadi kebakaran di lahan perkebunan sawit sulit untuk mendapat informasi secara cepat siapa pemiliknya. Padahal ini sangat penting untuk pencegahan, untuk mempercepat koordinasi dan meminta pemilik lahan untuk segera melakukan pemadaman,” kata Kepala Bidang Pencegahan Bencana BPBD Riau, Mitra Adhimukti, di Pekanbaru, Minggu (1/3).

Ia mengatakan BPBD Riau kini mengembangkan perangkat lunak untuk pengawasan kebakaran yang mengkombinasikan data satelit NOAA, Terra dan Aqua yang terus diperbarui (update).

Setiap titik panas dapat diketahui keakuratannya sebagai sumber api kebakaran, dan pencarian lokasi sangat presisi karena juga dipadukan dengan peta konsesi industri kehutanan yang diterbitkan Kementerian Kehutanan, serta lahan yang izinnya diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).

“Kekurangan dari program ini adalah belum adanya peta konsesi kebun kelapa sawit. Sudah sejak lama saya meminta ke dinas perkebunan, tapi mereka belum mau terbuka,” katanya.

Ia mengatakan hingga kini Dinas Perkebunan Riau belum terbuka untuk mendukung upaya pencegahan kebakaran. Akibatnya, pihaknya harus mendatangi instansi tersebut apabila ingin melakukan konfirmasi terkait dugaan kebakaran di areal kebun kelapa sawit.

“Kalau begini terus, setiap ada kebakaran di kebun sawit kita jadi bolak-balik jalan ke dinas perkebunan hanya untuk menanyakan status lahan itu. Saya juga heran kenapa mereka sulit sekali terbuka soal data ini,” keluhnya.

Ia menilai penanggulangan kebakaran perlu didukung oleh semua pihak terutama instansi terkait di pemerintahan. “Setiap informasi yang didapatkan dari pemetaan lewat program ini juga untuk kepentingan kerja Posko Siaga Darurat Kebakaran,” katanya.

Berdasarkan data Posko Siaga Darurat Kebakaran Riau, kebakaran sejak Januari hingga kini luasnya sudah lebih dari 339 hektare. Kebakaran paling luas di Kabupaten Bengkalis, bagian utara Riau, diantaranya terjadi di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit-Batu dan Pulau Rupat.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin, mengatakan satelit Terra dan Aqua pada Minggu pagi (1/3) mendeteksi ada 39 titik panas di Riau dengan tingkat keakuratan diatas 70 persen sebagai titik api mencapai 25 titik.

Titik panas (hotspot) terbanyak berada di Kabupaten Bengkalis dengan 15 titik, kemudian Kepulauan Meranti ada 13 titik, Rokan Hulu dan Siak masing-masing empat titik, Indragiri Hilir ada dua titik, dan Pelalawan satu titik.

Artikel ini ditulis oleh: