Menurut Teddy, wajar jika warga di Jalan Bangau II mengeluhkan penanganan banjir. Karena hanya di wilayah mereka tanggul tersebut belum ditinggikan, sedangkan di wilayah terdekat lainnya sudah.

“Mereka bertanya kenapa tanggul di daerahnya belum ditinggikan sedangkan tetangganya sudah. Apalagi di era Ahok saat jadi Gubernur DKI, tanggul itu memang akan ditinggikan dan anggarannya sudah turun,” imbuhnya.

Kata Teddy, aparat setempat seharusnya tidak bersikap seperti itu. Ia mengingatkan, apa yang dilakukan warga dan dirinya merupakan bagian dari controling terhadap kinerja aparat negara.

Masalah Lain Terungkap

Teddy bersyukur perilaku oknum aparat tersebut tidak membuat warga takut. Bahkan semakin berani dengan mengungkap permasalahan lainnya.

Kata Teddy, warga menyebutkan permasalahan lainnya yaitu pengaspalan jalan. Berdasarkan informasi yang didapat, warga sudah menandatangani pencairan dana untuk pengerjaan ini dan dijanjikan akan selesai pada Desember 2018 ini. Tapi hingga kini pengerjaan pengaspalan tersebut belum dimulai.

“Soal pengaspalan ini sedang disorot dan dinanti kapan realisasinya. Saya berharap tidak ada masalah,” tukasnya.

Teddy memastikan akan menginvestigasi apa yang menyebabkan pengaspalan tersebut belum dikerjakan hingga saat ini. Dia berharap pihak-pihak terkait dapat menjelaskannya.

Kata Teddy, pengaspalan jalan seharusnya sudah rampung sebelum memasuki musim hujan. Seperti sekarang ini, kondisi jalan berlubang yang tergenang banjir sangat membahayakan keselamatan.

“Kalau tertutup banjir, tidak.ada yang tahu jalan itu berlubang. Begitu ada sepeda motor yang melintas bisa jatuh. Ini kan berbahaya sekali,” pungkasnya.

Teddy pun meminta kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegur dan mengawasi kinerja anak buahnya jika kerjanya lamban dan tidak benar. “Jangan sampai begitu ada korban jiwa baru bekerja, panik, grasak-grusuk. Kerja seperti ini enggak benar,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan