Poso, Aktual.com – Keluarga mengaku sampai saat ini tidak mengetahui keberadaan Suratno (36), pemilik mobil yang digunakan pelaku teror yang tewas dalam kontak senjata dengan aparat keamanan di Desa Sangginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, pada Selasa (9/2).
“Suratno memang telah sempat kembali ke rumahnya tadi siang (Rabu, 10/2), namun beberapa menit kemudian, ia dijemput lagi oleh orang yang kemungkinan adalah aparat keamanan,” kata Kepala Kelurahan Sayo, Kota Poso, Amrin Sondeng Madduh yang ditemui wartawan di Poso, Rabu.
Amrin tidak memberikan penjelasan rinci mengenai keberadaan Suratno, salah seorang warganya tersebut, namun membenarkan bahwa mobil bak terbuka jenis Isuzu Panther warna hitam dengan nomor polisi DD 8547 QV yang digunakan pelaku teror saat terjadi kontak senjata di Desa Sangginora tersebut benar adalah milik Suratno.
“Kami tidak tahu dimana keberadaan Suratno sekarang, namun istrinya mengaku bersyukur karena Suratno telah sempat kembali ke rumah dengan selamat, namun telah dijemput lagi oleh orang yang belum diketahui oleh keluarga,” kata Amrin lagi.
Menurut keterangan yang dihimpun wartawan di kediaman Suratno di Poso, Suratno tiba kembali di rumah miliknya itu sekitar pukul 12.20 WITA. Namun belum sempat memberikan komentar kepada wartawan, ia langsung keluar lagi menuju sebuah mobil Avanza warna hitam nopol DN 908 VD bersama dua orang tidak dikenal dan selanjutnya tidak diketahui keberadaannya.
“Sebentar saya mau ke mobil,” ujar Suratno kepada wartawan kemudian berlalu bersama orang yang menjemputnya.
Sementara istri Suratno tidak mau memberikan komentar karena sampai saat ini ia belum mengetahui siapa yang mengembalikan Suratno ke rumahnya dan siapa yang menjemputnya lagi.
Keluarga Suratno bernama Panji dan Barni yang ditemui wartawan di kediaman Suratno juga membenarkan bahwa mobil yang digunakan teroris itu biasa digunakan Suratno untuk mengangkut sayur mayur dari dataran Napu untuk dijual di pasar Kota Poso.
Pada Selasa (9/2) itu, Suratno yang juga memiliki bengkel ketok magic di Poso itu, diketahui berangkat ke Napu sekitar pukul 08.00 WITA untuk membeli sayur, hingga terdengar ada baku tembak di desa Sangginora, salah satu desa yang dilewati dalam perjalanan dari Poso ke Napu.
Sejak terdengarnya bakutembak yang menewaskan tiga orang itu – seorang di antaranya polisi – Suratno tidak kembali ke rumah dan tidak ada kontak apapun dengan keluarga.
“Kami langsung mengecek ke Polres, apa benar mobil tersebut adalah milik Suratno, dan ternyata benar itu milik Suratno. Dari situ kami semua mulai kuatir, apakah salah satu korban tewas itu adalah saudara kami,” ujar Panji dan Barni.
Dari beberapa informasi yang dihimpun wartawan, Suratno disinyalir menjadi korban perampokan kelompok sipil bersenjata di Gunung Galian, sekitar 14 km dari arah Desa Sangginora menuju Dataran Napu. Mobil Suratno tersebut kemudian dipakai oleh dua korban tewas dalam baku tembak di Sangginora saat sedang membeli sembako.
Kapolres Poso AKBP Rony Suseno yang dihubungi wartawan mengaku belum mengetahui keberadaan Suratno saat ini dan bagaimana keterlibatannya dalam kasus tembak menembak petugas keamanan dari Operasi Tinombala Poso dengan peaklu teror di Desa Sangginora, pada Selasa (9/2).
Artikel ini ditulis oleh:
Antara