Jakarta, Aktual.com —  Wakil Ketua Komisi VII DPR, Fadel Muhammad menyoroti kebijakan energi di bawah Menteri ESDM, Sudirman Said dianggap tidak ada yang menolong, sehingga membuat investor terombang-ambing.

Menteri ESDM justru kerap terjadi konflik dengan menteri lain, fenomena tak elok ini disebutnya hanya terjadi di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi).

“Padahal ada USD40-50 miliar dari investor di depan mata yang justru terombang-ambing gara-gara kebijakan energi yang kurang tegas, karena kebanyak konflik,” sebut Fadel dalam diskusi Warta Ekonomi, di Jakarta, Kamis (17/3).

Salah satu masalahnya adalah terkait blok Masela, Maluku. Pemerintah hanya berkutat dengan skema pengembangan blok ini. Padahal jika investor sudah cepat berinvestasi maka kemanfaatannya dapat cepat dirasakan.

“Selama ini, kami kerap mendapat laporan investasi seperti dari Chevron dan Shell akan masuk. Ada yang tertarik dengan eksplorasi Selat Makasar tapi masalahnya kerap terhambat oleh kebijakan pemerintah,” tandas dia.

Jika pemerintah dalam hal ini Menteri ESDM tidak berubah, maka akan semakin repor lagi ke depannya. Mengingat, dengan penurunan harga minyak dunia, harga komoditas juga anjlok.

“Yang sudah pasti, PNBP di sektor migas hanya akan mencapai 85,79 persen dari target pemerintah,” ucap Fadel.

Untuk itu, dia menyarankan, agar pemerintah memberi kebijakan yang lebih memudahkan lagi. Seperti dalam hal eksplorasi sumur-sumur minyak, jangan lagi dipersulit ketika harga minyak dunia tengah anjlok.

“Bisa meniru kebijakan (mantan PM Inggris) Margaret Tatcher soal eksplorasi minyak di Inggris ketika waktu itu harga minyak juga anjlok. Sehingga Inggris dapat tertolong dengan kondisi tersebut,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka