‘Kebijakan Impor Beras Di Musim Panen, Rizal Ramli: Jangan Jadi Raja Tega’
Serang, Aktual.com – Ekonom senior Rizal Ramli mengatakan bahwa dalam dialognya banyak petani yang mengeluhkan alokasi subsidi pupuk yang tidak tepat sasaran bahkan nyaris tidak sampai ketangan para petani.
“Banyak yang usulin, bahwa subsidi pupuk dicabut saja, karena kenyataannya pupuk tidak sampai ketangan petani. Saya lebih setuju solusi seperti tadi, dikasih kartu tani, jadi tahu benar-benar yang terima pupuk itu petani,” kata Rizal dalam panen raya bersama Kelompok Tani di Desa Penggalang, Ciruas, Serang, Banten, Selasa (13/2).
Menurutnya, penggunaan kartu untuk memonitoring pendistribusian bantuan pupuk bagi petani sehingga bisa lebih tepat sasaran, “kalau ngga pakai kartu tani akhirnya dibawah keperkebunan sawit. Jadi saya setuju banget tadi, semua yang benar-benar petani dikasih kartu tani, nanti bisa dapat bibit, bisa dapat pupuk dengan harga yang disubsidi,” ujarnya.
Selain itu, Rizal juga berharap pemerintah untuk tidak melakukan impor beras ditengah musim panen para petani.
“Jadi saya minta pejabat pemerintah ada hati lah sedikit sama petani, kasian lah lagi panen masa impor. Jadi saya minta ada empati lah sedikit,” harapnya.
“Coba deh itu pejabat tuh nyawah, coba kuat ngga gitu?, jangan-jangan kena panas aja sudah kabur..belum lagi mesti macul, sudah kehujanan, kepanasan, macul, encok semua itu pejabat. Jadi coba deh. Supaya ada simpati, ada empati dikit lah jangan jadi raja tega gitu loh,” sambungnya.
Untuk menciptakan rasa keadilan, menurutnya pengambilan kebijakan tidak hanya berfikir soal keuntungan, tapi juga harus mempertimbangkan nasib para petani.
“Jangan gitu dong, kan ngaku pancasila, keadilan,” sindirnya.
Belum lagi, menurut mantan Menteri Koordinator Maritim itu, adanya oknum pegawai Bulog yang ‘nakal’ juga menjadi indikator jatuhnya harga jual gabah petani.
“Banyak yang nakal juga, ngga semua. Bulog itu kan harusnya langsung beli ke petani. Tapi dalam prakteknya banyak juga yang malas, ada yang bagus ya kan, beli selalu lewat tengkulak sehingga yang diterima petani dibawah 20 persen dari harga patokan,” ungkapnya.
“Coba bayangkan kalau Bulog langsung beli dari petani, otomatis harga yang diterima petani sama dengan harga patokan, naik dia 20 persen pendapatannya. Sederhana toh kalau mau bantu petani, minta Bulog langsung beli dolog (depot logistik) beli ke petani ngga pake tengkulak. Kalau itu terjadi, otomatis kesejahteraan petani naik 20 persen,” jelasnya.
Seperti diketahui, Ekonom senior Rizal Ramli menghadiri undangan Kelompok Tani yang tergabung dalam ‘Sahabat Tani’ pada acara panen raya di Desa Penggalang, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Selasa (13/2).
Dalam acara tersebut, tokoh nasional yang pernah menjabat sebagai Menteri Perekonomian di era presiden Abdurahman Wahid itu menyempatkan waktu berdialog dengan para petani. Suasana hangat antara petani dan tokoh yang pernah menjadi tim panel penasehat ekonomi di PBB semakin menambah antusias para petani menyampaikan segalah keluh kesah dan aspirasi kebutuhan mendasar petani.
Reporter: Warnoto