Bengkulu, Aktual.com – Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Bengkulu yang bergabung dalam aksi bela rakyat 121 menggelar aksi di halaman Sekretariat DPRD Provinsi Bengkulu, Kamis (12/1).
Aksi itu dilakukan menyoroti kebijakan pemerintahan Jokowi-JK yang dinilai tidak pro-rakyat, salah satunya penaikan tarif dasar listrik, bahan bakar minyak dan biaya STNK.
“Penaikan tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak nonsubsidi akan memberatkan kehidupan rakyat,” kata koordinator aksi Oktari Ezon di depan Sekretariat DPRD Provinsi Bengkulu.
Aksi para mahasiswa dimulai dengan penyampaian aspirasi di Tugu Simpang Lima yang merupakan jantung Kota Bengkulu.
Setelah berorasi di bundaran Simpang Lima, massa menggelar “long march” menuju Gedung Sekretariat DPRD Provinsi Bengkulu di Jalan Asahan.
Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kota Bengkulu tak menyurutkan aksi para aktivis mahasiswa untuk meneriakkan aspirasi mereka mewakili rakyat.
Kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik dan bahan bakar nonsubsidi, menurut Oktari berdampak langsung bagi kelangsungan hidup rakyat. Penaikan harga BBM nonsubsidi menurut para mahasiswa tidak masuk akal sebab harga minyak dunia sedang turun.
Selain itu, mahasiswa juga menyoroti alasan pemerintah menaikkan nilai Pendapatan Negara Bukan Pajak melalui pengurusan administrasi STNK. “Kami mendesak pemerintah untuk segera meninjau kembali kebijakan yang sudah dibuat sepihak.”
Aksi yang mendapat penjagaan dari aparat kepolisian itu berlangsung tertib, meski sejumlah aktivis memaksa masuk ke gedung Sekretariat DPRD untuk menemui anggota legislatif.
Untuk menenangkan massa, Sekretaris DPRD Provinsi Bengkulu, Sofwin Syaiful menemui perwakilan mahasiswa dan menerima tuntutan mereka untuk disampaikan ke anggota legislatif yang sedang dinas luar.
Setelah menyampaikan aspirasi, para mahasiswa tersebut membubarkan diri dengan tertib dengan kawalan petugas kepolisian.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu