Penulis ingat pernah membaca sebuah memoar bahwa salah satu petinggi militer kita pada tahun 1970 an menyatakan Indonesia saat ini tidak mungkin terjadi perang dan ternyata empat tahun kemudian dengan situasi kondisi Geo Strategis dan politis kawasan, untuk membendung pengaruh komunisme saat itu, Indonesia dipaksa untuk menyerbu Timor Timur, Pada tahun 1974 yang artinya segala kemungkinan bisa terjadi dan harus siap sewaktu waktu meletus perang besar dan itu adalah tanggung jawab kita semua sebagai anak bangsa .
Deplomasi tanpa kekuatan militer yang disegani, merupakan macan ompong yang tidak akan mempunyai pengaruh dan daya gedor dalam mencapai kesepakatan perdamaian. Apabila ingin menciptakan perdamaian maka bersiaplah untuk perang yang bisa menekan musuh musuh potensial berpikir dua kali untuk menggangu teritory sebuah negara.
Sebagai negara yang dikenal sebagai Poros maritim Global dengan 17 ribu pulau, proyeksi kekuatan AL Indonesia harus bisa menghadapi calon musuh potensial di luar wilayah teritorial, yang artinya harus bisa menghadapi di wilayah ZEE yang berjarak 200 Mil laut dari ujung daratan wilayah NKRI agar musuh tidak sempat masuk daratan kita. Pada tahun 1960 Indonesia mempunyai kekuatan AL terbesar di Asia Timur, bukan hanya di Asean. Hal ini harus kembali diwujudkan melalui kekuatan Blue Water Global, yang sanggup mengarungi samudera diseluruh Dunia, agar disegani sebagai negara maritim dunia.
Dengan pertahanan Rakyat semesta yang dulu diciptakan oleh para pejuang kusuma bangsa, merupakan doktrin militer yang diperhitungkan, karena kekuatan militer Kita bisa dimobilisasi secara cepat dari rakyat untuk tentara dan dari tentara kembali ke rakyat, dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa, bisa diciptakan berpuluh puluh juta tentara pejuang dalam waktu singkat, tinggal bagaimana memobilisasi kekuatan tersebut dengan alat utama persenjataan dan logistik nya. Itu menjadi bahan Pekerjaan Rumah pemerintah yang berkuasa.
Semoga Tuhan selalu melindungi bangsa ini. Amin.
Oleh: Agus Widjajanto
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano














