Surabaya, Aktual.com – Kedatangan jamaah haji dari kloter 1 Sumenep dan kloter 2 Pamekasan mengalami molor dari jadwal. Bahkan kloter 1 sempat ada perubahan kedatangan.

“Kloter 1 dari Sumenep memang ada perubahan kedatangan dari jam 04.45 WIB menjadi 09.45 WIB, namun perubahan itu pun molor satu jam lebih menjadi pukul 10.00 WIB,” kata Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya HM Sakur di sela menerima kedatangan jamaah haji di Surabaya, Minggu (18/9).

Hal yang sama juga dialami kloter 2 dari Pamekasan, Sumenep dan Surabaya. Rencananya, kloter 2 tiba pukul 06.30 WIB, namun diubah menjadi pukul 15.00 WIB. Perubahan itu pun masih molor dua jam menjadi pukul 17.00 WIB.

“Informasi perubahan jadwal itu kami terima dari maskapai penerbangan, tapi kami tidak tahu faktor penyebabnya. Kemungkinan kepadatan arus penerbangan di Bandara Jeddah pada saat pemulangan saja.”

Menurut Sakur yang juga Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Jatim itu, jamaah haji asal Sumenep yang tergabung dalam Kloter 1 sebanyak 444 orang dari sebelumnya 445 orang, karena ada seorang yang wafat di Tanah Suci.

“Akhirnya, jamaah haji Kloter 1 menjadi 446 orang, karena ada 444 orang dari Kloter 1 dan ditambah dua orang yang mutasi dari kloter lain, sedangkan jamaah haji yang meninggal dunia di Mekkah, yakni Taharuddin bin Sahed (58) dari Desa Bilis Bilis, Kecamatan Arjasa, Sumenep,” kata dia.

Secara keseluruhan, jamaah haji asal Sumenep tergabung dalam tiga kloter, yakni kloter 1 dan Kloter 2, namun yang satu kloter utuh hanya Kloter 1, sedangkan Kloter 2 bersifat campuran dengan daerah lain. “Datanya masih menunggu kedatangan agak petang.”

Rencananya, kloter 1 disambut Gubernur Jatim Soekarwo, namun karena ada perubahan jadwal akhirnya dilimpahkan kepada Wagub Jatim H Saifullah Yusuf, namun Wagub Jatim pun tidak bisa menyambut kedatangan kloter 1.

“Kemungkinan Wagub Jatim juga hanya bisa menyambut kedatangan jamaah Kloter 2, karena beliau ada acara di Situbondo dan rencananya akan ke Surabaya dengan helikopter, tapi untuk Kloter 1 tetap tidak mungkin, kecuali nanti sorean saat kedatangan Kloter 2.”

Hingga kini, katanya, tercatat 35 haji dari Debarkasi Surabaya yang wafat di Tanah Suci dengan salah seorang diantaranya dari kloter 1 Sumenep itu. Saat kedatangan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya itu, jamaah haji menjalani pemeriksaan kesehatan dengan “thermo scanner” dan pemeriksaan paspor serta menerima zamzam.

Secara terpisah, seorang haji dari Sumenep, Hj Pipin Qomariah, mengaku senang bisa menunaikan ibadah haji bersama suami dengan lancar. “Saya bersyukur sekali bisa beribadah dengan lancar. Saya juga mendengar soal jamaah haji kita yang bermasalah di Filipina, saya kira hal itu harus menjadi pengalaman untuk menggunakan jalur resmi.”

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu