Jakarta, aktual.com – Kedutaan Besar (Kedubes) China meluncurkan peta wisata turis di Kota Manado guna memudahkan turis dari negara itu ketika melakukan perjalanan wisata ke ibu kota provinsi Sulawesi Utara itu.
“Hal ini dilakukan karena semakin banyak wisatawan mancanegara (wisman) asal China yang datang ke Sulawesi Utara,” kata Airport Operation and Services Senior Manager Bandara Sam Ratulangi Manado, Yusman di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (28/7).
Oleh karenanya, kata Yusman, guna meningkatkan kenyamanan dan kesadaran terhadap keamanan pribadi selama berwisata di Kota Manado, Kedubes Republik Rakyat China menerbitkan “Peta Wisata Turis China di Manado” untuk dibagikan kepada para wisman Cina yang tiba melalui Bandara Sam Ratulangi Manado.
“Sebagai pintu gerbang masuknya para wisatawan ke Sulawesi Utara, kami selaku pengelola Bandara Sam Ratulangi mendukung program dari Kedubes Republik Rakyat China, terlebih penerbitan peta wisata ini guna meningkatkan pelayanan bagi para wisatawan China selama berada di Sulawesi Utara,” ujarnya.
Peta wisata ini, Katanya, berisikan tentang destinasi wisata, kegiatan apa saja yang direkomendasikan selama berada di Sulawesi utara, serta tips dan hal-hal yang perlu diperhatikan selama berwisata seperti imbauan untuk tetap menjaga kebersihan objek wisata yang dikunjungi.
Keindahan alam Sulawesi Utara, khususnya di Manado, nampaknya masih terus menarik minat para wisatawan mancanegara khususnya dari China. Manado, kata dia, menjadi salah satu destinasi favorit para wisatawan China saat mengunjungi Indonesia.
Hal ini setidaknya terlihat dari pergerakan turis China yang masuk ke Sulawesi Utara. Menurut data Kantor Imigrasi Kelas I Manado, selama tahun 2018 terdapat 107.075 wisatawan China yang masuk melalui Bandara Sam Ratulangi Manado atau meningkat 69 persen jika dibandingkan dengan tahun 2017.
Sedangkan pada periode Januari hingga Juni 2019, terdapat 56.071 wisatawan China atau meningkat enam persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin