Jakarta, Aktual.com — Perbedaan pendapat antara Menteri Koordinator (Menko) Maritim & Sumber Daya, Rizal Ramli dan Menteri ESDM, Sudirman Said yang melahirkan istillah gaduh dalam kabinet Jokowi-JK dinilai positif oleh sebagian pihak. Pasalnya, dengan munculnya kegaduhan tersebut justru membuka mata publik dan masyarakat tentang persoalan dan permasalahan ekonomi secara nasional.
Direktur Partisipasi Indonesia, Ari Aryanto mengungkapkan, tantangan pemerintahan dalam negeri saat ini memang tidaklah ringan. Dari tahun lalu sampai sekarang muncul bertubi-tubi kritikan terhadap soliditas jalannya pemerintahan.
“Pemerintahan yang relatif berjalan normal, karena tidak sanggup melahirkan upaya kepemimpinan baik sehingga melahirkan kegaduhan. Tetapi kegaduhan yang ada saat ini, misalnya terkait skema pengelolaan blok Masela yang melibatkan Kemenko Maritim dan Kementerian ESDM justru baik,” kata Ari dalam diskusi “Nasib Trisakti dan Nawacita” di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (13/3).
Menurut Ari, adanya kegaduhan yang terjadi antara kementerian tersebut dalam skema pengelolaan blok Masela justru menjadi bagian dari proses advokasi kepentingan nasional.
“Kegaduhan ini merupakan pola advokasi untuk kepentingan nasional secara umum, kepentingan sektor secara khusus,” ujarnya.
Menurutnya, pengelolaan sumber daya gas di Masela, pemerintah tidak ada alasan dengan mengatakan kegaduhan yang terjadi tersebut akan mengganggu pemerintahan.
“Mestinya jadi alasan bagi masuknya kontrol publik untuk mengawal kepentingan ekonomi nasional disana,” tuturnya.
Ari mengakui, kegaduhan dalam pengelolaan sumber daya mineral kita, khususnya di sektor gas memang terjadi proses anomali. Untuk blok Masela katakanlah ada dua faksi, faksi Rizal Ramli dan JK beserta Sudirman Said. Rizal Ramli melawan faksi dengan menginginkan perbaikan tata kelola migas dengan baik.
“Anomali yang saya maksud, dulu neoliberalisme yang jadi tantangan para, katakanlah borjuasi nasional. saat ini malah neoliberalisme bersama kelompok borjuasi tersebut, seperti JK yang saat ini sebagai wakil presiden,” jelasnya.
Artikel ini ditulis oleh: