Jakarta, Aktual.com — Masalah utama bangsa Indonesia sebenarnya bukan pada penilaian kinerja kementerian/lembaga yang dalam dua hari terakhir ramai diperbincangkan. Akan tetapi ada pada pemimpin keseluruhan kementerian/lembaga pada pemerintahan sekarang.
“Yang paling tepat penilaian rapor merah adalah ditujukan kepada (Presiden) Jokowi, bukan kementerian,” terang politisi senior Rachmawati Soekarnoputri dalam keterangannya, Rabu (6/1).
Ia menyatakan demikian sehubungan dengan rilis Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) pimpinan Menteri Yuddy Chrisnandi. Dimana dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP), Kemenpan-RB menilai kinerja 77 Kementerian/Lembaga selama tahun 2015.
Menurut Rachma, sejak awal kepemimpinan Jokowi sebenarnya sudah menunjukkan gelagat yang tidak baik. Dimana Jokowi yang mempunyai hak prerogratif tidak mampu menggunakannya dengan baik. Yang ada, Jokowi justru mengingkari komitmennya sendiri dengan membagi kue kekuasaan pada pengusung dan pendukungnya.
“Kabinet adalah hak prerogatif presiden, yang nunjuk presiden dengan sejumlah konsesi bagi-bagi kue kekuasaan koalisi, sudah diprediksi ‘not the right man on the right place’,” jelasnya.
Semangat bagi-bagi kekuasaan ini sejak awal nampak terang benderang. Rachma lantas memberikan empat catatan kritis terkait kepemimpinan Jokowi dimaksud.
Pertama, Jokowi disebutnya sebagai penguasa yang tidak mempunyai visi dan misi ideologi yang jelas. Dua, tumpang-tindihnya nomenklatur kementerian pada pemerintahan Jokowi, bahkan ada yang belum diundangkan, semata-mata dilakukan demi menampung pesanan ‘bos-bos’ partai pendukung.
Ketiga, lanjut dia, dalam kabinet sekarang munculnya kelompok-kelompok atau geng-gengan oleh Jokowi dibiarkan karena komandannya dalam hal ini Presiden sendiri tidak berdaya.
“Keempat Jokowi tidak independen dengan cap pesuruh partainya – last but not least – tidak ada anak buah yang salah tapi komandan yang salah. Jadi reshuffle kabinet bukan solusi, solusinya cuma satu, ganti komandannya!” tegas Rachma.
Artikel ini ditulis oleh: