Jakarta, Aktual.com – Pengamat Politik Burhanudin Muhtadi menyebut Prabowo Subianto saat ini tengah ‘galau’ menentukan calon wakil presidennya.

“Iya galau, ini ada empat partai yang belum menentukan pilihan (cawapres). Kalau misalnya Demokrat, PKS dan PAN menjalin aliansi sendiri dan meninggalkan Gerindra, mereka yang ketinggalan kereta,” ucap Burhanudin saat ditemui di kawasan Gambir Jakarta, Kamis (2/8).

Hal ini disebabkan adanya tarik menarik kepentingan antara di antara sesama partai koalisinya, yakni Demokrat dan PKS yang tengah merebutkan posisi pendamping Prabowo.

“Di antara tiga partai tarik menarik terjadi antara Partai Demokrat dan PKS karena Demokrat menginginkan AHY sebagai cawapres dan PKS minta (hasil) ijtima’ ulama (cawapres),” jelasnya.

Menurut Direktur Eksekutif indikator Politik Indonesia ini, terdapat beberapa hal yang membuat Demokrat lebih unggul dibandingkan PKS.

Pertama, terdapat sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang memiliki elektabilitas cukup baik. Selain itu, jumlah kursi yang dimiliki Demokrat juga lebih banyak dibanding PAN dan PKS.

Selanjutnya, meskipun Demokrat bergabung belakangan, partai berlambang mercy ini disebut-sebut memiliki logistik yang dapat mendukung perjalanan Prabowo dalam Pilpres nanti.

“Tapi masalahnya Demokrat datang di tikungan akhir, dari sisi historis, koalisi dengan Gerindra, PKS lebih menentukan dan satu lagi adalah dari sisi mesin partai PKS juga jauh militan,” papar Burhan.

“Ini yang masih didiskusikan didalam kemudian membuat cukup alot,” imbuhnya.

Sementara PKS, dijelaskan dia, PKS punya daya tawar melalui hasil ijtima ulama yang merekomendasikan Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri pendamping Prabowo. Dengan ini, posisi tawar PKS lebih tinggi.

“Kalau AHY tidak muncul bahkan tidak di undang. Nah ini satu step lebih kuat buat PKS apalagi kalau kita kaitkan dengan satu paket rekomendasi ijtimak ulama,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan