Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf menjelaskan tentang persiapan Muktamar ke-33 NU di kantor PWNU Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (23/7). Muktamar NU ke-33 yang akan digelar pada 1 - 5 Agustus 2015 di Jombang, Jawa Timur tersebut mengambil tema " Meneguhkan Islam Nusantara Merawat Tradisi Untuk Peradaban Dunia". ANTARA FOTO/

Surabaya, Aktual.com — Ketua Panitia Daerah Muktamar NU ke-33, Saifullah Yusuf, mengaku telah menemukan berbagai kejanggalan dalam hajat demokrasi lima tahunan ormas Islam terbesar di Indonesia. Kejanggalan itu adalah salah satunya adalah pada kepesertaan pada muktamar.

Ada dugaan beberapa peserta menggunakan kartu Muktamar palsu atau menggunakan kartu peserta ganda. Panitia akan menelusuri penggunaan kartu palsu tersebut.

“Ditemukan kartu peserta ganda,” katanya di Media Center Muktamar NU, Minggu (2/8/).

Selain kartu peserta palsu, lanjut dia, panitia juga menemukan kejanggalan lain yakni ada peserta muktamar yang tidak menginap di lokasi yang telah ditentukan.

Panitia sebelumnya telah mengatur penginapan peserta di empat lokasi masing-masing di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Bahrul Ulum Tambakberas, Mambaul Maarif Denanyar, serta Tebu Ireng.

“Seharusnya setiap pesantren diatur 800 peserta. Tapi sekarang hanya ada sekitar 150-an peserta,” jelasnya.

Disinyalir, peserta memilih tinggal ditempat khusus yang sudah disewa bagi mereka diluar pesantren karena dimobilisasi oleh kepentingan tertentu. Apa yang dimaksud dengan kepentingan dimaksud, Gus Ipul yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur itu enggan menyebutnya.

“Saat ini kami masih memverifikasi ulang, kok bisa namanya ada di registrasi, tapi (orangnya) tidak ada di pesantren,” ucap dia.

Di hari yang sama, isu penculikan juga mewarnai Muktamar NU. Adalah Khatib Aam PBNU Abdul Malik Madani yang diduga diculik. Isu itu beredar melalui pesan singkat kepada media.

Ketua Unit Pelayanan Peserta di Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Muín, mengungkapkan hingga Minggu (2/8) pihaknya hanya menampung 291 peserta. Jumlah itu jauh dari kuota yang ditetapkan oleh panitia sebesar 513 peserta.

“Kami tidak tahu kemana perginya peserta yang seharusnya tinggal di pondok kami,” kata dia.

(Faizal Rizki Arief)

Artikel ini ditulis oleh: