Jakarta, Aktual.co — Direktur Utama Perum Bulog Djarot Djarot Kusumayakti mengatakan bahwa pihaknya akan melonggarkan selektifitas penyerapan beras petani guna mencapai target stok nasional yang dicanangkan Pemerintah yakni sebesar 4 juta ton.
Sebagai informasi, di bawah kepemimpinan Lenny Sugihat, Perum Bulog belum bisa memenuhi target penyerapan beras petani lantaran selektifnya Bulog dalam menyerap beras. Perum Bulog mencatat serapan pengadaan beras pada awal Mei 2015 baru mencapai 700.000 ton dari target 2,75 juta ton atau 25% dari target.
“Jadi begini, katakanlah beras petani itu tidak memenuhi standar karena dianggap terlalu basah kadar airnya 14-16% itu standar kita. Kalau yang lebih dari itu akan tetap kita serap,” ujar Djarot di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (8/6).
Kendati demikian, sambung dia, hal itu juga akan dilakukan dengan berdasar ekuivalen (penyesuaian rata-rata harga tertentu) sehingga tidak menyerap secara membabi buta.
“Misalnya di atas 14% berapa, di atas 16% berapa. Jadi kita akan tetap serap beras petani bagaimana pun kondisinya. Kan petani itu nggak semua tahu bagaimana kadar beras yang baik jadi tugas kita menyesuaikan itu. Jadi kita serap semua beras petani, tapi kita perbaiki standarnya oleh kita. Kita tidak bisa paksakan petani memenuhi standar yang kita tetapkan. Tugas kita untuk itu. Jadi tetap kita serap beras petani tapi tidak membabi buta. Harus ada equivalent tertentu,” terang dia.
Ia menambahkan, dengan berdasarkan ekuivalen tadi, maka dapat dikatakan Bulog akan melakukan penyesuaian dengan tetap menyerap beras petani yang kualitasnya di bawah standar, namun dengan harga yang juga di bawah harga standar.
“Ya, bisa dikatakan begitu. Bagaimana kita menerima barang yang tidak standar tetapi dengan harga yang tidak membebani negara. Misalnya harga gabah kering giling yang kadar airnya 14% dibayar Rp10, ya yang kadar airnya 20% ya jangan Rp10 dong, karena ada ongkos-ongkos untuk mengeringkan,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka