Sosok mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia di era Jokowi-JK yakni, Rizal Ramli kini mendeklarasikan diri menjadi calon presiden di Pemilu 2019. Deklarasi tersebut disampaikannya pada Senin (5/3).
Bukan kali ini saja dirinya mendeklarasikan diri. Sebelumnya tertanggal 25 Februari, dirinya mencalokam diri sebagai calon presiden 2009 dan mendeklarasikan Blok Perubahan.
Selanjutnya pada Pilpres 2014, dimana tanggal 20 Desember 2013 dirinya maju sebagai calon presiden melalui Komite Konvensi Rakyat melawan 7 calon presiden. Pada 12 Maret 2014, Konvensi Rakyat selesai dan Rizal Ramli masuk dalam tiga besar yang dianggap berpotensi dilirik oleh partai politik.
Namun kenyataan berkata lain, dirinya mengalami kegagalan saat itu. Melihat saat ini menuai ketimpangan, Rizal pun tergugah untuk maju di pesta demokrasi setiap lima tahunan ini.
“Demokrasi hanya bisa bermanfaat jika disertai dengan keadilan. Saat ini banyak sekali ketidakadilan, hukum sering dijadikan alat kekuasaan. Tugas kita semua untuk mengubah, sehingga keadilan dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia,” ujar Rizal saat jumpa pers di kediamannya, Jl Bangka IX Nomor 49, Jaksel, Senin (5/3/2018).
“Saya ulangi, demokrasi hari ini tidak bawa kemakmuran kecuali untuk kalangan elite. Kami ingin ubah demokrasi agar bawa kemakmuran untuk seluruh rakyat Indonesia,” katanya.
Apalagi, kata Rizal, kondisi perekonomian di Indonesia yang stagnan di angka 5 persen. Rizal optimistis pertumbuhan ekonomi di Indonesia bisa tumbuh di angka 10 persen pada 2019-2024. Selama 3 tahun terakhir, ekonomi Indonesia stagnan di 5 persen. Dengan potensi alam yang sangat besar dan rakyat yang rajin dan ingin bekerja.
“Kami yakin ekonomi Indonesia bisa kita tingkatkan tumbuh di atas 10 persen di tahun 2019 ke tahun 2024,” katanya.
Rizal mengaku siap memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik. Terlebih, semenjak menjadi mahasiswa 40 tahun yang lalu, Rizal Ramli di luar sistem, di dalam sistem, terus berjuang agar bangsa Indonesia lebih sejahtera.
Tak hanya Rizal Ramli, nama Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) juga mencuat dipermukaan. Bahkan dia juga siap bila dipilih untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia ini.
”Semua anak bangsa tidak boleh mengatakan tidak siap di mana pun dia mengabdi,” ujar TGB menjawab pertanyaan soal kesiapan dirinya maju sebagai capres 2019.
Setiap anak bangsa, kata dia, harus siap mengabdi di pemerintahan atau struktural. Anak bangsa harus siap mengabdi di semua ruang pengabdian.
TGB mengatakan hal tersebut ketika mengisi kuliah umum bertajuk “Satu Dasawarsa Membangun NTB” di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Kota Bandung, Jumat.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengaku terhormat karena dirinya bersama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk daftar bursa capres dari Partai Demokrat.
TGB menuturkan masuknya nama dia dalam bursa capres dari Partai Demokrat menandakan adanya harapan dari elemen masyarakat atau kelompok masyarakat. Namun demikian, TGB mengingatkan bahwa bursa calon presiden harus melalui berbagai proses atau tahapan.
“Jadi bagaimana kemudian kedepannya, ini semua ada prosesnya, kita lihat saja proses dan semua sudah ditentukan oleh Tuhan,” katanya.
Kemudian ada pula nama Gatot Nurmantyo. Nama mantan Panglima TNI itu mencuat dipermukaan kancah Pilpres 2019. Dia adalah satu nama yang digadang-gadangkan. Bahkan ada sekelompok relawan bernama Selendang Putih Nusantara (RSPN) yang memastikan segera mendeklarasikan Gatot sebagai capres 2019.
“Kami sudah 80 persen untuk segera deklarasi. Pengurus daerah sudah di 28 provinsi dan 121 pengurus tingkat Kota/Kabupaten. Mudah-mudahan bisa dalam waktu dekat,” kata Ketua RSPN, Rama Yumantha, Kamis (15/3/2018).
Ia menambahkan, pendeklarasian itu hanya tinggal menunggu sang mantan Panglima TNI pensiun pada 31 Maret 2018. Benarkah akan ada deklarasi sebagai calon presiden? Gatot Nurmantyo di acara Mata Najwa episode Siapa Berani Jadi Presiden, Rabu (14/3/2018), mengatakan siap menjalani jabatan apapun selama itu keinginan rakyat.
“Saya masih seorang prajurit, tetapi apabila kelak bila memang rakyat menginginkan, apapun jabatan, panggilan tugas dan tanggung jawab,” ujar Gatot.
Saat ditanya Najwa Shihab apakah ia akan melakukan deklarasi seusai pensiun, Gatot agak terdiam kemudian tertawa. “Saya kan sudah katakan, apabila rakyat menghendaki, kita lihat saja 1 April nanti,” ujar Gatot.
Mantan Pangdam Brawijaya itu kembali menegaskan, selama masyarakat menghendaki, termasuk untuk calon presiden, ia siap melakukan apapun. Gatot Nurmantyo diketahui telah menjalin komunikasi dengan beberapa petinggi partai politik.
Menurutnya, hal itu dilakukan dalam rangka berpamitan sekaligus berterima kasih atas dukungan partai politik selama dirinya menjabat sebagai Panglima TNI. Najwa Shihab kemudian menanyakan apakah ada pembicaraan lain selain berpamitan. “Belum,” kata Gatot. “Belum ada, berarti kemungkinan Anda akan menginisiasi?” timpal Najwa.
Gatot menyebut dirinya belum melangkah ke arah pembicaraan lebih luas dengan partai politik karena statusnya masih sebagai prajurit aktif. Saat ditanya Najwa soal manufer politik seusai pensiun, lagi-lagi Gatot tidak menjawab ‘ya atau ‘tidak’. “Dua minggu lagi kita tunggu saja,” ujar Gatot.
Poros Ketiga Keinginan Siapa?
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang