Jika menilik peta kini, poros yang sudah terbentuk adalah poros partai pendukung Jokowi dengan kekuatan PDIP-Golkar-PPP-Nasdem-Hanura. Jika merujuk pada partai pendukung yang punya posisi kadernya di parlemen. Sedangkan poros Prabowo sudah pasti akan diisi oleh Gerindra-PKS, menginggat kedekatan kedua partai ini sejak Pilpres 2014 silam.
Jika dikalkulasikan secara jumlah kursi di parlemen, Gerindra dan PKS sudah memenuhi syarat minimum Presidential Threshold (PT) 20 persen. Dimana Gerindra memiliki 73 kursi (13 Persen) dan PKS 40 kursi (7,1 persen). Yang jika ditotal menjadi 20,1 persen.
Nah, jika poros ketiga memang benar terbentuk, maka akan jauh lebih dari cukup untuk syarat minimun PT. Dimana PKB memiliki 47 kursi (8,4 persen), PAN 48 kursi (8,6 persen). Serta Demokrat 61 kursi (10,9 persen). Jika ditotal kekuatan ketiga partai ini di parlemen adalah 27,9 persen, yang tentu saja lebih dari cukup dari syarat minimum mengajukan capres 20 persen PT.
Jika melihat history kedekatan antara SBY-Cak Imin selaku ketum PKB, terbentuknya poros ketiga bisa saja terjadi, karena memang PKB yang belum memutuskan dukungan kedalam poros partai pendukung Jokowi maupun Prabowo.
Pada masa pemerintahan SBY dahulu, hubungan antara SBY-Cak Imin memang terjalin mesra pada masa pemerintahan SBY. Dimana PKB menjadi salah satu partai yang menyatakan dukungannya pada rezim SBY.
Apalagi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu terbukti, PKB masuk sebagai salah satu partai pendukung Agus-Silvy. Dan tentu saja Demokrat memang bisa menjadi motor utama untuk melahirkan poros ketiga, serupa Pilkada DKI Jakarta 2017 yang melahirkan poros Agus-Silvy.
Setelah pernah membentuk poros baru pada Pilkada Jakarta 2017, dengan membentuk poros Cikeas dengan pasangan Agus-Silvy sebagai calon tandingan Anis-Sandi dan Ahok-Djarot. Maka peluang Demokrat bersama PKB untuk membentuk poros baru sangat mungkin terjadi.
Cak Imin memang memiliki pesona tersendiri, karena bagi kalangan akar rumput NU dan masyarakat Jawa Timur. Apalagi, secara kalkulasi, Cak Imin tentu akan memiliki daya kejut pada perolehan suara Jawa Timur kelak. Seperti kita ketahui Jawa Timur merupakan provinsi dengan penduduk terbanyak kedua setelah Jawa Barat.
Apalagi SBY dan Cak Imin sama-sama berasal dari Jawa Timur, maka bisa menjadi pertimbangan juga kelak. Posisi PKB dan PAN memang selama ini terlihat akan lebih mungkin berada dalam kubu Cikeas, menginggat sejarah keakraban masa lalu antara Hatta Radjasa sebagai salah satu senior PAN dan Cak Imin dengan SBY.
Mungkinkah dorongan PKS tersebut nantinya akan melahirkan poros Cak Imin-AHY? Karena respon PKB atas dorongan isu poros ketiga yang dilontarkan PKS tersebut adalah positif. Jika memang benar poros ketiga tersebut lahir, maka bisa saja prediksi Pilpres 2019 serupa peta politiknya dengan Pilkada Jakarta 2017 benar adanya.
Sinyal SBY Kemana?
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang