Sebab, kata Ferdinand, kekuatan Anies-Sandi bila dilihat dari partai yang mendukung yakni Partai Gerinda, PKS dan PAN jelang pencoblosan tidak sebanding dengan kekuatan yang dimiliki seorang Ahok yang berstatus sebagai si penista agama.

Adalah, Nasdem, PDIP, Golkar, bahkan PPP dari kedua kubu dan PKB ikut merapat mendukung pencalonan Ahok. Tidak hanya itu saja, bahkan keberhasilan Ahok mampu melobi para pemuka agama Islam, terutama dari kalangan Nahdlatul Ulama, termasuk aktivis dari badan otonom Ormas Islam tersebut, seperti GP Ansor, tidak jadi jaminan mereguk kemenangan.

“Kekalahan telah menghukum kepongahan dan keangkuhan selama ini yang dipertontonkan oleh kekuasaan. Ahok bahkan sesumbar akan menantang Tuhan dan melawan seisi Republik ini seraya merasa dirinya adalah makhluk suci tanpa dosa,” ujarnya.

“Keangkuhan seorang manusia yang sesungguhnya hina atas segala kecongkakan. Ahok kalah, Ahok dihukum, doa rakyat tertindas, doa Umat yang menangis terkabul, Jakarta pun akhirnya memilih Gubernur baru,” tandas dia.

(Laporan: Novrizal)

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Eka